KOMPAS.com - Maria Clara Yubilea Sidharta atau akrab disapa Lala, berhasil menamatkan bangku sarjana di usia 19 tahun. Gadis yang meraih gelar cum laude itu mendapat IPK 3,78 dan baru saja diwisuda pada Sabtu (31/8/2019) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Dari pemberitaan media tentang Lala, gadis kelahiran 13 Mei 2000 itu disebut sebagai anak gifted dan berkebutuhan khusus.
Sebelum membaca cerita tentang Lala, sebaiknya kita memahami lebih dulu apa itu gifted dan berkebutuhan khusus.
Baca juga: 4 Pertanyaan Tes Masuk Klub Jenius, Bisakah Anda Menjawabnya?
Berkebutuhan khusus tidak selalu merujuk pada disabilitas fisik atau mental, tetapi juga keterbatasan diri dalam tingkah laku, emosional, atau belajar.
Beberapa kamus bahasa Inggris, salah satunya Merriam Webster, juga menjelaskan hal ini. Karena kesulitan tersebut, individu membutuhkan bantuan khusus.
Nah, selain disabilitas yang kita kenal, anak gifted atau anak berbakat juga termasuk berkebutuhan khusus.
Seperti Lala, dia merupakan anak gifted alias anak berbakat dengan kemampuan luar biasa yang berbeda dengan anak-anak sebayanya.
Menurut gifted and talented children's education act of 1978, anak gifted didefinisikan sebagai anak yang teridentifikasi - ketika prasekolah, sekolah dasar, atau sekolah menengah - sebagai orang yang memiliki kemampuan potensial dan menunjukkan kapabilitas performansi pada area yang spesifik, seperti intelektual, akademis, seni, dan kepemimpinan.
Lantas, kenapa anak gifted atau bocah jenius disebut anak berkebutuhan khusus? Bukannya anak jenius dapat menyelesaikan segala persoalan dengan lebih mudah?
Para psikolog mengungkap anak gifted memiliki lima kebutuhan khusus yang umum dialami:
1. Sulit berinteraksi dengan teman sebaya
Menurut situs resmi Jaringan Psikologi Indonesia, anak gifted justru seringkali mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, terutama teman sebaya.
Kesulitan inilah yang bisa memengaruhi perkembangan pribadi anak. Sering kali, hal ini menimbulkan masalah psikologis yang sulit diatasi sendiri bila tidak ada dukungan dari lingkungan sosial, terutama keluarga dan sekolah.
2. Perhatian
Menurut situs resmi Special Needs, anak gifted sulit memperhatikan di kelas, dan kadang salah didiagnosis dengan ADD atau ADHD.