Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seri Baru Jadi Ortu: Apa Jamu Pelancar ASI Manjur dan Aman Diminum?

Kompas.com - 03/09/2019, 19:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber

Daun pepaya

Mungkin Anda lebih akrab memakan daun pepaya yang diolah sebagai sayuran. Namun nyatanya, daun pepaya juga bisa diolah sebagai bahan dasar dalam pembuatan jamu pelancar ASI.

Daun dengan nama ilmiah Carica papaya ini merupakan tanaman selain daun katuk yang juga dikenal baik untuk membantu meningkatkan produksi ASI. Seperti disebutkan oleh Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI.

Di samping itu, daun pepaya juga menyumbang sejumlah zat gizi yang bagi Anda dan si kecil. Dalam 100 gr daun pepaya, terkandung 87 kalori, 8 gr protein, 11,9 gr karbohidrat, 2 gr lemak, serta 1,5 gr serat.

Berbagai vitamin dan mineral lainnya juga tak luput hadir di dalam tanaman dengan struktur tulang daun menjari ini. Menurut penelitian dari B2P2TOOT Tawangmangu, daun pepaya bisa dijadikan jamu dengan takaran dosis sekitar 5 gr per hari.

Namun tidak diolah sendiri, melainkan dicampur bersama dengan daun katuk dan daun bangun-bangun. Semua daun-daun tersebut kemudian dicuci bersih, dijemur, dan dikeringkan di dalam oven bersuhu 50 derajat Celcius.

Keamanan minum jamu pelancar ASI selama menyusui

Manfaat minum jamu pelancar ASI selama menyusui memang sudah cukup terbukti di masyarakat. Namun, bagaimana dengan keamanannya?

Melihat dari segi keamanan, penelitian dari B2P2TOOT Tawangmangu berpendapat bahwa jamu pelancar ASI terbilang baik dan aman diminum oleh ibu menyusui.

Pasalnya, setelah ibu menyusui rutin minum jamu pelancar ASI selama 28 hari, tidak ditemukan adanya gangguan atau perubahan pada fungsi organ ginjal dan hati.

Sebagai gambaran, penelitian tersebut bukan sekadar memberikan ramuan jamu saja bagi para ibu menyusui. Akan tetapi, juga dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk ibu.

Mencakup pemeriksaan darah, gula darah sewaktu, fungsi hati (SGOT dan SGPT), dan fungsi ginjal (Ur dan Cr). Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyakit yang mungkin sudah dimiliki ibu, sekaligus untuk mengenali kondisi organ hati dan ginjal sejak awal.

Jadi, bisa dilakukan pemantauan bila nantinya muncul efek samping tertentu pada kedua organ tubuh tersebut selama dan setelah pemberian jamu. Kesimpulan tersebut sedikit berbeda dengan hasil keamanan minum jamu yang didapatkan oleh penelitian dalam jurnal SIKLUS.

Pada penelitian tersebut, salah satu ibu menyusui mengalami tekanan darah tinggi sehingga merasa pusing setiap kali minum jamu. Setelah diamati, beberapa jenis jamu kandungannya adalah flavonoid.

Di dalam tubuh, flavonoid bekerja dengan cara menghambat aktivitas ACE alias angiotensin converting enzyme. Padahal, ACE merupakan enzim didalam tubuh yang dapat berperan dalam menaikan tekanan darah.

Jadi, seharusnya kandungan flavonoid dapat membantu menurunkan tekanan darah. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian tersebut.

Namun demikian, saat frekuensi minum jamu pelancar ASI yang mengandung flavonoid dikurangi menjadi 1 kali sehari, keluhan peningkatan tekanan darah pada ibu menyusui tidak lagi dirasakan.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Anak Ikut Les Sejak Kecil, Apa Baik untuk Perkembangannya?

Kuncinya, konsultasikan dulu dengan dokter

Sebagai kesimpulannya, sebenarnya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak menyarankan konsumsi jamu selama masa menyusui. Sebab dikhawatirkan akan timbul efek samping pada ibu maupun bayinya.

Namun, jika Anda merasa tidak ada masalah selama minum jamu pelancar ASI dan ingin merutinkan konsumsinya, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter.

Biasanya dokter akan menyarankan perlu atau tidaknya minum jamu pelancar ASI, dengan memeriksa kondisi kesehatan Anda terlebih dahulu. Kondisi kesehatan tertentu mungkin tidak dianjurkan untuk minum jamu, terlebih di masa menyusui.

Jika dipaksakan, hal ini justru berisiko memengaruhi kondisi kesehatan Anda maupun si kecil. Tak perlu khawatir, karena Anda masih bisa mencoba berbagai cara memperbanyak ASI lainnya guna mengoptimalkan produksinya untuk si kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com