Barulah pada 1790-an, French Chappe bersaudara menciptakan telegraf optik pertama. Ini merupakan sistem yang terdiri dari serangkaian lampu dipasang di menara, di mana operator akan menyampaikan pesan dari satu menara ke menara lain.
Di abad berikutnya, langkah awal besar dalam ilmu optik mulai lahir.
Hal ini bermula dari fisikawan Daniel Collodon dan Jacques Babinet yang menemukan cahaya dapat diarahkan sepanjang semburan air untuk mempercantik tampilan air mancur pada 1840-an.
Pada 1854, John Tyndall, ahli fisika Inggris mendemonstrasikan cahaya dapat bergerak melalui aliran air melengkung. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa sinyal cahaya dapat melengkung.
Model ini jugalah yang diterapkan dalam sistem kerja fiber optik, di mana informasi dikirim lewat cahaya.
Penemuan fiber optik juga tak lepas dari peran Alexander Graham Bell yang mematenkan sistem telepon optik yang disebut photophone pada 1880.
Photophone mampu membawa suara pada seberkas cahaya. Pada mulanya, photophone tak akan bisa berfungsi jika langit mendung.
Sejak saat itu, penelitian tentang ilmu optik makin berkembang dan melibatkan banyak ahli.
Hingga pada 1950-an, fiber optik digunakan dalam dunia medis untuk membantu dokter mengetahui apa yang ada di dalam tubuh manusia tanpa harus melakukan pembedahan.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Utang, dari Benih Hingga Fintech
Pada 1960-an para insinyur menemukan cara menggunakan teknologi fiber optik untuk melakukan panggilan telepon dengan kecepatan cahaya.
Biasanya kecepatan cahaya mencapai 300.000 kilometer per detik dalam ruang hampa, tapi ada keterlambatan sekitar dua pertiga kecepatan dalam kabel fiber optik.
Dari sinilah kemudian manusia bisa berkomunikasi jarak jauh di waktu bersamaan, meski terhalang tempat dan waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.