Selain teknik mengunyah makanan, orangtua juga harus memperhatikan proses masuknya makanan. Apakah makanan tersebut benar-benar bersih atau apakah makanan tersebut langsung dimuntahkan oleh anak setelah ditelan.
Hal yang tidak kalah penting tapi sering diabaikan adalah memonitor tinja anak.
"Anak dengan gangguan pencernaan akan menghasilkan tinja yang tidak utuh atau bahkan cair. Berbeda jika metabolisme anak baik, maka tinjanya utuh," terang Igor.
2. Mencoba makanan serat dan fermentasi
Cobalah berikan makanan berserat dan berfermentasi. Namun harus sesuai dengan takaran serat dan usia anak.
Dicontohkan Igor, bayam merupakan makanan berserat. Namun jika diberikan untuk bayi tidak baik, meski sudah diblender sampai halus.
"Ingat perhitungan banyaknya kadar, bukan dari banyaknya jumlah sayuran itu dimakan. Hal terpenting adalah kandungan utama dari sayuran tersebut," ujar Igor.
Begitu juga dengan fermentasi, seperti yoghurt, susu kedelai dan lainnya akan membantu metabolisme anak. Dengan catatan, diberikan sesuai takaran.
Baca juga: Kaya Probiotik, Bakteri Tinja Bayi Bantu Pencernaan Lebih Sehat
3. Pelajari makanan kakek dan neneknya dahulu
Tidak jarang, bisa jadi poin satu dan dua tidak dialami anak Anda. Namun faktor yang mempengaruhi metabolisme anak disebabkan oleh pola makan kakek dan nenek.
Memang pada umumnya masyarakat belum mengetahui jelas perihal ini. Namun, dikatakan Igor bahwa itu bisa saja terjadi.
Gangguan metabolisme terjadi dari makanan yang dikonsumsi oleh kakek neneknya.
Jika ketiga hal tersebut sudah bisa diatasi. Maka, gangguan saluran pencernaan akan terhindari. Sehingga dampak buruknya juga bisa dicegah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.