"Kalau tahun sebelumnya, kebakaran hutan disebabkan oleh minimnya curah hujan. Kalau tahun ini bukan karena curah hujan, karena saat ini cukup lembab," ungkap Adriane Muelbert, ahli ekologi yang mempelajari bagaimana deforestasi Amazon berperan dalam perubahan iklim.
"Hal inilah yang membuat kami (ahli) berpikir, penyebab kebakaran hutan di Amazon karena deforestasi," imbuh dia.
Deforestasi di Amazon tak hanya untuk mengambil kayu. Namun juga untuk membuka ladang kedelai dan membuat padang rumput bagi ternak yang lebih menguntungkan.
Pembakaran hutan biasanya dilakukan untuk membersihkan pohon dengan cepat. Seperti California, pembakaran hutan awalnya dilakukan manusia tapi kemudian lepas kendali.
Lovejoy menggambarkan, sistem penggundulan hutan memicu hilangnya hutan itu sendiri. Hal ini membuat kawasan jadi lebih kering dan mendorong lebih banyak penggundulan hutan.
Padahal, sebagian besar hujan di Amazon dihasilkan oleh hutan hujan itu sendiri. Namun karena pohon menghilang, maka curah hujan pun ikut turun.
Inilah yang dikhawatirkan ahli. Di mana ada kemungkinan meluasnya kebakaran semakin membuat hutan kering dan mengubahnya menjadi sabana suatu hari nanti.
Save our planet.
— Michaela Manolaki ???? ? ??ss ??? ????????????????????????~ (@MichaelaVasso) 21 Agustus 2019
Save our Home.
Save lives.
????#PrayForTheAmazon#SaveAmazon pic.twitter.com/yCP1Kf4hW8
Jika deforestasi dan pembukaan hutan dengan api terus terjadi, Lovejoy dan Muelbert memperkirakan kebakaran hutan dalam skala besar akan terus berlanjut. Hilangnya hutan sebesar itu akan terasa pada skala global.
Melindungi Amazon sering disebut-sebut sebagai salah satu cara paling efektif untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Ekosistem menyerap jutaan ton emisi karbon setiap tahun.