Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2019, 13:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

CT Scan

Dokter akan menggunakan CT Scan untuk mengambil gambar dari potongan tenggorokan yang diperiksa. Hal ini akan membantu dokter untuk mengidentifikasi kelainan seperti tumor, baik di tenggorokan atau di esofagus yang mungkin merupakan penyebab rasa sakit saat menelan.

Pengobatan Medis

Biasanya, dokter merekomendasikan obat antijamur untuk mengobati infeksi jamur dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri, termasuk radang tenggorokan.

Akan tetapi ketika seseorang mengalami tonsilitis yang berulang atau pengobatan yang diberikan tidak ampuh, dokter akan merekomendasikan prosedur tonsilektomi, yaitu operasi pengangkatan amandel.

Baca juga: Suhu Dingin sampai September, Bagaimana Cara agar Tidak Pilek?

Pengobatan di rumah

Jika belum sempa ke dokter, Anda dapat melakukan beberapa cara di bawah ini untuk mengobati sementara rasa sakit ketika menelan.

Meminum obat anti-inflamasi

Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan di mulut, tenggorokan, dan esofagus. Obat ini juga dapat mengurangi rasa sakit ketika menelan makanan.

Obat antisida
Antisida merupakan obat bebas resep yang efektif dalam mengurangi rasa sakit akibat asam lambung.

Semprotan untuk Tenggorokan

Dengan menggunakan semprotan tenggorokan, rasa sakit ketika menelan akan reda karena efek mati rasa yang diberikan.

Berkumur dengan air garam

Air garam dapat mengurangi peradangan dan membuat rasa sakit ketika menelan tidak terlalu menyakitkan. Campurkan sekitar 240 mililiter air dengan satu sendok teh garam. Setelah itu, kumur larutan ini beberapa kali sehari.

Minuman air hangat

Meminum minuman hangat seperti teh herbal dapat membantu mengurangi rasa sakit. Hindari meminum yang terlalu panas agar tenggorokan tidak terbakar.

Mandi dengan Air Panas

Uap dari air panas dapat membantu mengurangi peradangan yang menyebabkan rasa sakit ketika menelan.

Hindari minuman beralkohol dan tembakau

Zat yang terkandung dalam alkohol dan tembakau dapat mengiritasi jaringan lunak mulut, tenggorokan dan esofagus. (Farren Sahertian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau