KOMPAS.com - Ketika kita menelan, banyak otot dan saraf di mulut, tenggorokan, esofagus (pipa mulut) yang terlibat. Banyak orang akan mengalami rasa sakit ketika menelan setidaknya sekali dalam hidup mereka. Istilah rasa sakit ini dinamakan odinofagia. Kita bisa mengidentifikasi penyebab rasa sakit ketika menelan dengan memperhatikan beberapa gejala.
Tergantung dari penyebabnya, rasa sakit yang dialami bisa termasuk rasa sakit sakit yang tajam atau tumpul di rahang, tenggorokan, dada, atau pada esofagus. Terkadang, rasa sakit hanya mempengaruhi satu sisi tenggorokan dan dapat berubah-ubah ketika Anda bernafas.
Dilansir dari Medical News Today, 28 Juni 2018; mari mengenal lebih dekat penyebab dan gejala odinofagia (rasa sakit ketika menelan), serta cara mengatasinya.
Baca juga: Jangan Disamakan Lagi, Ini Beda Pilek dan Flu
Beberapa penyakit dan kondisi yang menyebabkan infeksi, peradangan, dan sumbatan pada tenggorokan, mulut, atau esofagus dapat menyebabkan ketidaknyamanan ketika menelan.
Berikut beberapa penyebabnya:
Radang Tenggorokan
Infeksi tenggorokan merupakan salah satu hal yang paling umum menyebabkan sakit ketika menelan. Penyebab radang tenggorokan biasanya oleh bakteri Streptococcal.
Gejalanya berupa pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu atau kedua sisi leher, rasa sakit pada uvula (langit-langit mulut), bintik-bintik merah pada uvula, demam dan bercak putih pada amandel
Radang Amandel
Tonsilitis atau radang amandel adalah infeksi dan radang amandel atau kelenjar getah bening di bagian belakang tenggorokan. Tonsilitis bisa disebabkan oleh virus atau infeksi bakteri dan merupakan penyebab umum rasa sakit ketika menelan.
Gejalanya berupa pembengkakan amandel, bintik-bintik putih atau kuning pada amandel, bau mulut, leher atau rahang menjadi lebih sensitif dan demam.
Epiglotitis
Merupakan infeksi tenggorokan yang menyebabkan peradangan pada epiglotis, bagian yang mencegah lipatan di belakang tenggorokan yang mencegah makanan turun ke jalur pernapasan.
Selain rasa sakit saat menelan, gejala khas lain dari epiglotitis adalah kesulitan menelan yang dikenal sebagai disfagia, demam tinggi, produksi saliva (air liur) yang meningkat dan preferensi untuk duduk yang lebih condong ke depan.
Baca juga: Belajar dari Kasus Sutopo, Adakah Beda Batuk Kanker Paru dengan Lainnya?
Infeksi jamur
Infeksi jamur di mulut, tenggorokan atau di esofagus bisa menyebabkan ketidaknyamanan ketika menelan. Jamur bisa tumbuh di luar kendali jika kondisi di dalam tubuh berubah. Bakteri Candida merupakan penyebab umum infeksi jamur.
Gejala lainnya adalah kehilangan perasa, munculnya bercak putih di lidah dan kemerahan di sudut mulut.
Esofagitis
Esofagitis merupakan radang tenggorokan yang terjadi di pipa makanan atau yang lebih dikenal dengan nama esofagus. Esofagus bertugas untuk membawa makanan dan cairan dari mulut ke perut.
Hal yang paling umum penyebab esofagitis adalah penyakit asam lambung. Namun, beberapa obat-obatan yang menunjukkan reaksi alergi juga dapat menyebabkan terjadinya esofagitis.
Gejala lain dari penyakit ini adalah rasa sakit pada dada, sakit perut, suara serak, mulas dan mual
Rasa sakit ketika menelan biasanya bisa hilang dalam beberapa hari, terutama jika disebabkan oleh flu. Akan tetapi Anda diharuskan untuk memeriksakan ke dokter jika penyebab rasa sakit saat menelan tidak diketahui, rasa sakit yang dialami sudah lebih dari seminggu dan semakin parah atau terdapat bercak putih di bagian belakang tenggorokan.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah terjadinya pembengkakan tenggorokan, kesulitan bernapas, kesusahan membuka mulut dan produksi saliva yang tidak seperti biasanya (bisa lebih banyak atau lebih sedikit).
Baca juga: Sedang Flu? Kenali 4 Obat yang Bisa Bantu Meredakan Gejalanya
Untuk mengobati penyebab rasa sakit saat menelan, dokter akan merekomendasikan beberapa tes setelah memeriksa riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik.
Pengambilan kultur tenggorokan
Dalam proses ini, dokter akan mengambil sampel lendir dari tenggorokan dengan kapas dan kemudian akan mengujinya. Nantinya, bisa diketahui apakah lendir Anda mengandung organisme penyebab infeksi.
Tes Darah
Tes darah yang dilakukan termasuk memeriksa jumlah sel darah putih yang akan membantu dokter untuk mengetahui apakah terdapat infeksi atau tidak.
Barium Swallow
Barium Swallow atau rangkaian tes Upper Gastrointestinal (UGI) adalah pemeriksaan radiografi (X-ray) pada saluran pencernaan bagian atas. Sebelum rangkaian tes dilakukan, dokter akan meminta Anda untuk meminum cairan yang mengandung barium. Nantinya, Anda akan mengetahui jalur mana saja yang diambil makanan dari mulut ke perut.
CT Scan
Dokter akan menggunakan CT Scan untuk mengambil gambar dari potongan tenggorokan yang diperiksa. Hal ini akan membantu dokter untuk mengidentifikasi kelainan seperti tumor, baik di tenggorokan atau di esofagus yang mungkin merupakan penyebab rasa sakit saat menelan.
Biasanya, dokter merekomendasikan obat antijamur untuk mengobati infeksi jamur dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri, termasuk radang tenggorokan.
Akan tetapi ketika seseorang mengalami tonsilitis yang berulang atau pengobatan yang diberikan tidak ampuh, dokter akan merekomendasikan prosedur tonsilektomi, yaitu operasi pengangkatan amandel.
Baca juga: Suhu Dingin sampai September, Bagaimana Cara agar Tidak Pilek?
Jika belum sempa ke dokter, Anda dapat melakukan beberapa cara di bawah ini untuk mengobati sementara rasa sakit ketika menelan.
Meminum obat anti-inflamasi
Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) dapat mengurangi pembengkakan dan peradangan di mulut, tenggorokan, dan esofagus. Obat ini juga dapat mengurangi rasa sakit ketika menelan makanan.
Obat antisida
Antisida merupakan obat bebas resep yang efektif dalam mengurangi rasa sakit akibat asam lambung.
Semprotan untuk Tenggorokan
Dengan menggunakan semprotan tenggorokan, rasa sakit ketika menelan akan reda karena efek mati rasa yang diberikan.
Berkumur dengan air garam
Air garam dapat mengurangi peradangan dan membuat rasa sakit ketika menelan tidak terlalu menyakitkan. Campurkan sekitar 240 mililiter air dengan satu sendok teh garam. Setelah itu, kumur larutan ini beberapa kali sehari.
Minuman air hangat
Meminum minuman hangat seperti teh herbal dapat membantu mengurangi rasa sakit. Hindari meminum yang terlalu panas agar tenggorokan tidak terbakar.
Mandi dengan Air Panas
Uap dari air panas dapat membantu mengurangi peradangan yang menyebabkan rasa sakit ketika menelan.
Hindari minuman beralkohol dan tembakau
Zat yang terkandung dalam alkohol dan tembakau dapat mengiritasi jaringan lunak mulut, tenggorokan dan esofagus. (Farren Sahertian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.