KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin mengalami kelainan kesehatan yang menyebabkan mata tidak dapat melihat warna dengan normal.
Kondisi ini disebut sebagai buta warna.
Penderita buta warna mungkin tidak dapat melihat warna-warni bunga di kebun atau hijaunya pepohonan.
Sebenarnya, bagaimana penyakit ini bisa terjadi? Apakah buta warna merupakan penyakit keturunan?
Baca juga: Sadarkah Anda, Anjing Buta Warna Merah dan Hijau?
Buta warna adalah kondisi di mana penglihatan Anda tidak mampu melihat warna secara wajar.
Kondisi ini terkadang disebut juga dengan defisiensi warna. Sekitar 250 juta penduduk di dunia memiliki kelainan ini.
Penderita penyakit buta warna tidak dapat membedakan warna-warna tertentu.
Biasanya, warna-warna yang sulit dibedakan oleh penderita buta warna adalah hijau, merah, dan terkadang biru.
Kondisi ini terkadang tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang berarti.
Kebanyakan penderitanya akan terbiasa dengan keadaan tersebut seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, pada beberapa orang, penyakit buta warna dapat memengaruhi kegiatan sehari-hari.
Misalnya, penderita buta warna akan kesulitan membedakan warna makanan, obat-obatan, atau rambu lalu lintas.
Buta warna juga menyebabkan penderitanya memiliki pilihan karir yang terbatas.
Beberapa pekerjaan seperti pilot, tentara, dan polisi mengharuskan kandidatnya bebas dari penyakit buta warna.
Kebanyakan kasus buta warna yang ditemukan adalah kondisi genetik. Itu artinya, penderita buta warna mendapatkan kondisi tersebut melalui keturunan keluarga.