Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk Tengkorak Bisa Jadi Pertanda Anda Keturunan Neanderthal

Kompas.com - 17/12/2018, 20:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Bentuk tengkorak bisa jadi pertanda siapa nenek moyang Anda. Sebuah penelitian baru menemukan bahwa manusia modern yang memiliki DNA Neanderthal tertentu memiliki bentuk otak dan tengkorak yang lebih lonjong seperti nenek moyang mereka.

Seperti dijelaskan oleh penulis studi dan paleoantropolog dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Jerman, Philipp Gunz, ada miliaran orang, khususnya mereka yang keturunan Eropa, dengan gen Neanderthal di tubuh mereka. Gen ini didapatkan ketika nenek moyang mereka bertemu dan kawin dengan Neanderthal setelah meninggalkan Afrika.

Perlu diketahui, salah satu fitur yang paling berbeda dari Neanderthal adalah bentuk tengkorak mereka. Tidak seperti manusia modern yang tengkoraknya bulat, Neanderthal memiliki bentuk tengkorak yang lonjong.

Perbedaan inilah yang diteliti oleh para Gunz dan kolega. Mereka mengombinasikan data dari fosil, genetik, dan pencitraan otak untuk mempelajari perubahan evolusioner pada perkembangan otak manusia.

Baca juga: DNA Mengungkap, Perkawinan Neanderthal dan Manusia Sering Terjadi

Secara total, para peneliti memindai bentuk tengkorak dan otak dari 4.500 orang. Mereka lalu memeriksa genom mana yang berasal dari Neanderthal dan membuat kepala orang-orang ini menjadi lebih lonjong.

Hasilnya, ada dua varian gen, yaitu kromosom satu dan 18, yang mempengaruhi bentuk tengkorak, walaupun efeknya sangat kecil.

Peneliti lainnya, Simon Fisher, mengatakan, efek dari fragmen Neanderthal yang langka ini tidak terlalu kentara. Bahkan sakit kecilnya, Anda tidak akan bisa melihatnya secara langsung dari bentuk kepalanya.

Dia pun menekankan bahwa kelonjongan tengkorak seseorang tidak bisa menjadi indikasi berapa banyak DNA Neanderthal yang mereka miliki. Sebab, dua orang dengan presentase DNA Neanderthal yang sama bisa jadi memiliki bentuk tengkorak yang berbeda karena memiliki fragmen DNA yang berbeda.

Baca juga: Ukuran Dada Seperti Kita, Kok Neanderthal Bisa Bernapas Lebih Dalam?

Menariknya, kedua varian gen di atas juga pernah dikaitkan dua gen lain yang mempengaruhi perkembangan otak. UBR4 dikaitkan dengan pembuatan neuron, sedangkan PHLPP1 memiliki fungsi penting dalam perkembangan insulasi lemak di sekitar sel saraf.

Hal ini membuat Gunz dan kolega berpendapat bahwa ada hubungan antara perubahan evolusioner pada bentuk tengkorak dengan area otak yang terlibat dalam persiapan, pembelajaran dan koordinasi gerakan, serta berbagai fungsi kogniti, seperti ingatan dan bahasa.

Mereka pun berharap agar penelitian ke depannya dapat mencari kaitan yang lebih erat antara DNA Neanderthal dengan otak manusia, serta mengidentifikasikan efek dari varian kuno inin dengan menumbuhkan jaringan otak Neanderthal di laboratorium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau