Kondisi ini disebut sebagai buta warna.
Penderita buta warna mungkin tidak dapat melihat warna-warni bunga di kebun atau hijaunya pepohonan.
Sebenarnya, bagaimana penyakit ini bisa terjadi? Apakah buta warna merupakan penyakit keturunan?
Buta warna adalah kondisi di mana penglihatan Anda tidak mampu melihat warna secara wajar.
Kondisi ini terkadang disebut juga dengan defisiensi warna. Sekitar 250 juta penduduk di dunia memiliki kelainan ini.
Penderita penyakit buta warna tidak dapat membedakan warna-warna tertentu.
Biasanya, warna-warna yang sulit dibedakan oleh penderita buta warna adalah hijau, merah, dan terkadang biru.
Kondisi ini terkadang tidak akan menimbulkan masalah kesehatan yang berarti.
Kebanyakan penderitanya akan terbiasa dengan keadaan tersebut seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, pada beberapa orang, penyakit buta warna dapat memengaruhi kegiatan sehari-hari.
Misalnya, penderita buta warna akan kesulitan membedakan warna makanan, obat-obatan, atau rambu lalu lintas.
Buta warna juga menyebabkan penderitanya memiliki pilihan karir yang terbatas.
Beberapa pekerjaan seperti pilot, tentara, dan polisi mengharuskan kandidatnya bebas dari penyakit buta warna.
Apakah buta warna penyakit keturunan?
Kebanyakan kasus buta warna yang ditemukan adalah kondisi genetik. Itu artinya, penderita buta warna mendapatkan kondisi tersebut melalui keturunan keluarga.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pria.
Namun, pada beberapa kasus, perempuan juga memiliki peluang mengalami kondisi ini.
Buta warna adalah penyakit keturunan yang biasanya diwariskan dari orang tua. Umumnya, penyakit ini diturunkan dari ibu ke anak laki-lakinya.
Hal ini disebabkan karena perempuan biasanya menjadi pembawa kelainan genetik tersebut.
Perempuan yang membawa kelainan genetik belum tentu akan mengidap penyakit buta warna.
Namun, ada kemungkinan ia akan melahirkan bayi dengan kondisi tersebut.
Lebih lanjut lagi, laki-laki yang menderita buta warna memiliki peluang kecil menurunkan penyakit tersebut ke anaknya.
Kecuali, ia memiliki pasangan perempuan yang menjadi pembawa kelainan genetik buta warna.
Namun, tidak menutup kemungkinan buta warna terjadi akibat beberapa penyakit tertentu (acquired).
Beberapa kondisi kesehatan yang berpotensi menyebabkan buta warna adalah diabetes, glaukoma, dan multiple sclerosis.
Bagaimana buta warna menjadi penyakit keturunan?
Penyakit buta warna diturunkan pada kromosom ke-23. Kromosom ini juga berperan dalam menentukan jenis kelamin.
Kromosom adalah struktur yang mengandung gen. Gen-gen tersebut bertugas untuk menginstruksikan pembentukan sel, jaringan, dan organ di dalam tubuh.
Kromosom ke-23 terdiri dari dua bagian. Kromosom perempuan memiliki dua kromosom X, sedangkan kromosom laki-laki terdiri dari kromosom X dan Y.
Kelainan gen yang menyebabkan buta warna hanya ditemukan pada kromosom X. Ini artinya, laki-laki yang menderita buta warna memiliki kelainan gen hanya pada kromosom X-nya.
Sedangkan seorang perempuan akan mengalami buta warna bila terdapat kelainan di kedua kromosom X-nya.
Perempuan yang hanya memiliki gen buta warna disalah satu kromosom X nya disebut sebagai pembawa gen buta warna, tetapi dia tidak mengalami buta warna.
Jika nantinya anak yang dilahirkan adalah anak laki-laki, mungkin saja ia mengalami buta warna karena sang ibu menurunkan kromosom X gen buta warna.
Namun, bisa juga anak laki-laki itu tidak buta warna bila kromosom X yang diturunkan adalah kromosom normal.
Sedangkan bila bayi yang lahir itu berjenis kelamin perempuan, buta warna hanya bisa menyerang anak perempuan tersebut jika ibu dan ayah sama-sama mengalami buta warna.
Alias, yang diturunkan ke anak perempuan tersebut adalah dua kromoson X buta warna dari ayah dan ibu.
Namun, bila sang ayah tidak buta warna, anak perempuan tersebut hanya akan mendapatkan kromosom X gen buta warna dari ibu.
Ini artinya, anak perempuan tersebut hanya akan menjadi pembawa gen buta warna.
https://sains.kompas.com/read/2019/08/14/114119323/buta-warna-penyakit-keturunan-atau-bukan