Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huawei, RFCx dan Warsi Berkolaborasi Selamatkan Hutan Sumbar

Kompas.com - 02/08/2019, 12:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

“Dari beberapa video, kami (juga) melihat bahwa alat ini penting dan cukup kuat untuk bisa membantu masyarakat memantau hutan,” imbuhnya.

Baca juga: Alasan Kita yang Tinggal di Kota Juga Harus Peduli Hutan

Perangkat atau sistem yang dibuat oleh Rainforest Connection bisa mendengarkan suara hutan selama 24 jam. Disebut Guardian, sistem ini memanfaatkan ponsel Huawei lama untuk mendengarkan dan menghubungan suara hutan ke server penyimpanan data Rainforest Cloud Connection API untuk dianalisis oleh kecerdasan buatan (AI).

Bila AI mendeteksi suara ilegal, seperti bunyi gergaji atau truk, sistem akan secara otomatis mengirimkan peringatan kepada para penjaga hutan beserta titik koordinat lokasinya. Masyarakat juga bisa mengumpulkan bukti-bukti elektronik, seperti foto, video atau suara, yang kemudian bisa ditindaklanjuti oleh penegak hukum.

Pada saat ini, Guardian sedang diuji di empat nagari Solok, yakni Sirukam, Pakan Rabaa, Pakan Rabaa Timur dan Pasir Talang Timur. Evaluasi akan dilakukan selama lima bulan.

“Jika memang efektif dan bisa aplikatif bagi masyarakat, kami akan susun rencana yang lebih besar untuk dapat digunakan bagi kepentingan yang lebih besar,” ujar Rainal.

Langkah Warsi selanjutnya

Tim Rainforest Connection hanya berada di Indonesia selama dua minggu untuk memasang Guardian di empat nagari dan melakukan pelatihan awal. Pasalnya, mereka juga memiliki proyek-proyek lain di sembilan negara lainnya, termasuk Amerika Serikat, Peru, Costa Rica, Romania, Bolivia dan Brasil.

Oleh karena itu, pelatihan lebih lanjut harus diberikan oleh Warsi ke masyarakat. Rainal berkata bahwa masyarakat masih belajar untuk menggunakan aplikasi Rainforest Connection dan mengunggah bukti-bukti elektronik ke aplikasi tersebut.

Warsi juga akan memperkenalkan aplikasi ini ke pihak penegak hukum di area setempat, misalnya polisi kehutanan.

“Mudah-mudahan mereka melihat ini penting dan kalau mereka merasa ini tidak penting, kami akan yakinkan mereka bahwa ini memang sangat penting dan butuh penegakan hukum,” kata Rainal.

Baca juga: Memaknai Kelestarian Hutan dari Perspektif Berbagai Agama di Indonesia

Di samping pelatihan mengenai penggunaan aplikasi itu sendiri, Warsi juga akan mengajari masyarakat pengetahuan hukum tentang penanganan kejahatan kehutanan.

Rainal berharap agar pada update berikutnya, aplikasi akan bisa membuat formulir pelaporan secara otomatis sehingga masyarakat hanya perlu mencetak formulir dan menjadi lebih mudah untuk membuat pelaporan ke polisi.

Masalah lain yang masih perlu dipecahkan oleh Warsi adalah mempercepat respons masyarakat terhadap peringatan Guardian.

Seperti dijelaskan sebelumnya, masyarakat melakukan patroli secara sukarela, sehingga ketika ada peringatan dari Guardian, mereka tidak bisa langsung menindaklanjuti jika sedang bekerja. Warsi berencana untuk membuat sistem pendukung sehingga ada orang yang akan menggantikan para penjaga hutan jika tiba-tiba harus mengejar pelaku penebangan liar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau