KOMPAS.com - Jakarta masih berada di urutan lima besar untuk masalah polusi udara. Sayangnya, keadaan ini makin memburuk dalam beberapa hari terakhir.
Warga Jakarta pun mulai menyadari udara yang mereka hirup sangat kotor, bahkan di malam hari.
Berkaitan dengan hal ini, banyak ahli dari dalam dan luar negeri sepakat bahwa polusi udara sangat merugikan kesehatan dan bisa mengancam jiwa.
Seperti diberitakan sebelumnya, Greenpeace pernah mencatat bahwa polusi udara bak pembunuh senyap yang menyebabkan kematian dini pada sekitar 5.260 jiwa rakyat Indonesia.
"Angka ini sangat mungkin melonjak menjadi 10.680 jiwa per tahun seiring dengan rencana pembangunan PLTU baru di sekitar Jakarta," ungkap Bondan Andriyanu, Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia kepada Kompas.com.
Baca juga: Soal Sumber Polusi Udara di Jakarta, KLHK Angkat Bicara
Setidaknya ada 20 ahli jantung yang mengungkap polusi udara sangat mungkin menjadi faktor risiko penyakit jantung, bahkan lebih buruk dibanding merokok atau kelebihan lemak tubuh.
"Penyakit kardiovaskular (penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah) adalah masalah global yang memicu kematian dini dan sangat berpengaruh pada pengeluaran anggaran perawatan kesehatan nasional maupun keuangan suatu keluarga," ujar Dr. Robert Story, profesor kardiologi dari Universitas Sheffield, Inggris, dilansir Huffington Post, (17/2/2015).