Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ancaman Polusi Udara Nyata, Picu Risiko Jantung Hingga Kematian Dini

Warga Jakarta pun mulai menyadari udara yang mereka hirup sangat kotor, bahkan di malam hari.

Berkaitan dengan hal ini, banyak ahli dari dalam dan luar negeri sepakat bahwa polusi udara sangat merugikan kesehatan dan bisa mengancam jiwa.

Seperti diberitakan sebelumnya, Greenpeace pernah mencatat bahwa polusi udara bak pembunuh senyap yang menyebabkan kematian dini pada sekitar 5.260 jiwa rakyat Indonesia.

"Angka ini sangat mungkin melonjak menjadi 10.680 jiwa per tahun seiring dengan rencana pembangunan PLTU baru di sekitar Jakarta," ungkap Bondan Andriyanu, Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia kepada Kompas.com.

Bagaimana polusi bisa sangat mematikan?

Setidaknya ada 20 ahli jantung yang mengungkap polusi udara sangat mungkin menjadi faktor risiko penyakit jantung, bahkan lebih buruk dibanding merokok atau kelebihan lemak tubuh.

"Penyakit kardiovaskular (penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah) adalah masalah global yang memicu kematian dini dan sangat berpengaruh pada pengeluaran anggaran perawatan kesehatan nasional maupun keuangan suatu keluarga," ujar Dr. Robert Story, profesor kardiologi dari Universitas Sheffield, Inggris, dilansir Huffington Post, (17/2/2015).


Dalam artikel European Heart Journal edisi (9/12/2014) tertulis polusi udara menyebabkan lebih dari 3 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Selain itu, polusi udara juga berkontribusi atas 3,1 persen kasus kecacatan.

"Polusi udara penyumbang risiko penyakit kardiovaskular terbesar karena dapat menyebabkan radang paru-paru, membuat pembuluh darah radang, memicu pembekuan darah, dan megganggu irama jantung," ungkap Story.

Sumber polutan ada banyak. Mulai dari debu di jalan raya dan pekerjaan konstruksi, emisi industri, dan pembangkit listrik. Tak ketinggalan pembakaran minyak, batu bara, dan kayu.

Sebagian besar polusi udara terdiri dari partikel halus yang dikenal dengan nama PM 2,5. Ukurannya sekitar seperlima ukuran debu yang terlihat.

Berbagai riset pun menunjukkan, paparan jangka pendek pada tingkat PM 2,5 yang tinggi meningkatkan kematian akibat penyakit jantung dan penyakit pernapasan.

Sementara itu, masyarakat yang tinggal di tempat dengan PM 2,5 tinggi berisiko 11 persen lebih besar meninggal akibat serangan jantung, stroke, dan gagal jantung, dibandingkan mereka yang tinggal di daerah yang lebih bersih.

"Polusi udara dapat menyebabkan penyakit paru-paru. Ini merupakan efek buruk kesehatan dari paparan partikel halus tersebut," ungkap Robert Brook, ahli jantung dari University of Michigan Health System.

Level PM 2,5 seringkali jauh lebih tinggi di dekat zona padat lalu lintas dibanding kawasan pinggiran. Selain itu, kualitas udara bisa makin memburuk dua kali lipat pada jam-jam sibuk.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan paparan luar ruangan yang aman adalah 25 mikrogram atau 25 juta gram per meter kubik udara selama 24 jam untuk PM 2,5 atau rata-rata 10 µg/m3 (dalam PM2,5) untuk setahun.

Kiat perangi polusi udara

Para ahli menyarankan untuk menggunakan transportasi umum, alih-alih mengendarai mobil pribadi. Selain itu, diharapkan tidak berolahraga di kawasan ramai transportasi.


Ketika kualitas udara sangat buruk, lebih baik berada di dalam ruangan dan tidak pergi ke luar. Hal ini terutama untuk bayi, lansia, dan orang dengan masalah jantung.

Orang yang tinggal di kawasan sangat tercemar juga harus mempertimbangkan sistem ventilasi di rumah. Pasalnya, sebagian besar polusi udara di luar ruangan dapat menembus bangunan.

"Penggunaan bahan bakar fosil untuk pemanasan dan energi juga harus dikurangi," tulis European Heart Journal.

Karena polusi udara sangat berisiko pada kesehatan kardiovaskular, sudah semestinya pemerintah daerah untuk mendesak warga melakukan upaya perlindungan diri dari padatnya arus lalu lintas dan juga dari cerobong asap yang mengepul. Sudah saatnya ada peraturan untuk mengurangi polusi udara ini.

https://sains.kompas.com/read/2019/07/31/173200023/ancaman-polusi-udara-nyata-picu-risiko-jantung-hingga-kematian-dini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke