Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Atasi Polusi Udara Jakarta, BPPT Tawarkan Teknologi Modifikasi Cuaca

Kompas.com - 04/07/2019, 16:46 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menanggapi isu polusi udara yang melanda wilayah DKI Jakarta. Dalam tanggapannya itu, BPPT menawarkan opsi pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca atau biasa juga disebut Hujan Buatan.

Dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (04/07/2019), Kepala BPPT Hammam Riza menyebut bahwa saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah DKI Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkutan Udara, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia.

Hammam juga menuturkan kesiapan BPPT terkait pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi polusi udara di DKI Jakarta.

"TMC disini pertama bukan TMC Polri ya. Tapi, TMC yang dilakukan oleh BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), adalah sebuah pemanfaatan teknologi yang berupaya inisiasi ke dalam awan," ungkap Hammam.

Baca juga: Demi Atasi Polusi Udara, Korsel Ingin Kerja Sama dengan China Bikin Hujan Buatan

"(Tujuannya) agar proses yang terjadi di awan lebih cepat, dibandingkan dengan proses secara alami," paparnya.

Hujan buatan, tambah Hammam, tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai pekerjaan membuat hujan. Itu karena teknologi ini berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat jatuhnya hujan.

Cara yang dilakukan adalah penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air). Sehingga, proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.

"Tentunya ini juga tidak lepas dari ketergantungan terhadap ketersediaan yang diberikan oleh alam," ujar Hammam.

"Artinya jika awannya banyak, kita juga akan dapat menginkubasi lebih banyak dan otomatis akan menghasilkan hujan yang lebih banyak juga, begitupun sebaliknya," sambungnya.

Menurut Hammam, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ini dapat diterapkan guna menjadi solusi untuk mengurangi polusi udara.

"Melalui modifikasi cuaca, hujan yg turun diharapkan mampu mereduksi polutan yg terjebak di udara," kata Hammam.

Pesawat Khusus

Hammam menuturkan, untuk melakukan operasi TMC ini butuh pesawat yang dimodifikasi khusus.

"Guna mengangkut kru serta bahan semai, berupa garam halus yang nantinya akan disemai di dalam awan," kata Hammam.

Terkait dengan kesiapan BPPT dalam melakukan operasi TMC, Hammam merinci, pihaknya harus melakukan beberapa persiapan awal. Beberapa persiapan yang dilakukan terlebih dahulu, seperti koordinasi dan hal teknis lainnya.

Ilustrasi hujan buatan BPPT Ilustrasi hujan buatan BPPT

"Persiapan teknis ini seperti memodifikasi pesawat untuk dapat digunakan dalam melaksanakan Operasi TMC. Setelah itu adalah mendatangkan pesawat ke lokasi, menyiapkan sumberdaya manusia, serta menyiapakan bahan semai," urainya.

Baca juga: Jadi Pembunuh Senyap, Polusi Udara Bisa Sangat Merusak Kesehatan

Ini bukan pertama kalinya BPPT melakukan operasi TMC untuk mengurangi polusi udara. Pada 2018 misalnya, TMC diterapkan di Sumatera Selatan untuk mengurangi potensi kabut asap akibat karhutla saat penyelenggaraan Asian Games.

Sampai saat ini, layanan modifikasi cuaca ini telah dimanfaatkan sebagai solusi teknologi dalam berbagai permasalahan di Indonesia. Pemanfaatnyannya meliputi penanggulangan kebakaran hutan lahan dan asap, serta untuk mengisi waduk sebagai pembangkit listrik maupun irigasi, serta operasi lainnya.

"Prinsipnya kami siap mendukung rencana tersebut, serta melakukan yang terbaik, guna membuktikan teknologi anak bangsa pun mampu hadir sebagai solusi terbaik untuk negeri ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau