Dalam artikel European Heart Journal edisi (9/12/2014) tertulis polusi udara menyebabkan lebih dari 3 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Selain itu, polusi udara juga berkontribusi atas 3,1 persen kasus kecacatan.
Story mencatat, polusi udara masuk dalam 9 faktor pemicu risiko jantung, menyusul rendahnya aktivitas fisik, konsumsi garam berlebih, tinggi kolesterol, dan konsumsi narkoba.
"Polusi udara penyumbang risiko penyakit kardiovaskular terbesar karena dapat menyebabkan radang paru-paru, membuat pembuluh darah radang, memicu pembekuan darah, dan megganggu irama jantung," ungkap Story.
Sumber polutan ada banyak. Mulai dari debu di jalan raya dan pekerjaan konstruksi, emisi industri, dan pembangkit listrik. Tak ketinggalan pembakaran minyak, batu bara, dan kayu.
Sebagian besar polusi udara terdiri dari partikel halus yang dikenal dengan nama PM 2,5. Ukurannya sekitar seperlima ukuran debu yang terlihat.
Berbagai riset pun menunjukkan, paparan jangka pendek pada tingkat PM 2,5 yang tinggi meningkatkan kematian akibat penyakit jantung dan penyakit pernapasan.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di tempat dengan PM 2,5 tinggi berisiko 11 persen lebih besar meninggal akibat serangan jantung, stroke, dan gagal jantung, dibandingkan mereka yang tinggal di daerah yang lebih bersih.
"Polusi udara dapat menyebabkan penyakit paru-paru. Ini merupakan efek buruk kesehatan dari paparan partikel halus tersebut," ungkap Robert Brook, ahli jantung dari University of Michigan Health System.
Level PM 2,5 seringkali jauh lebih tinggi di dekat zona padat lalu lintas dibanding kawasan pinggiran. Selain itu, kualitas udara bisa makin memburuk dua kali lipat pada jam-jam sibuk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan paparan luar ruangan yang aman adalah 25 mikrogram atau 25 juta gram per meter kubik udara selama 24 jam untuk PM 2,5 atau rata-rata 10 µg/m3 (dalam PM2,5) untuk setahun.
Para ahli menyarankan untuk menggunakan transportasi umum, alih-alih mengendarai mobil pribadi. Selain itu, diharapkan tidak berolahraga di kawasan ramai transportasi.