Begitu juga halnya dengan penyakit-penyakit yang terkait dengan sistem organ yang terkait dengan produksi vitamin D. Sumbatan batu empedu yang menyebabkan terganggunya produksi asam empedu ke dalam saluran cerna dan gangguan penyerapan lemak, sekaligus akan menyebabkan terganggunya penyerapan vitamin D dalam saluran cerna.
Kekurangan paparan cahaya matahari jelas menjadi faktor risiko kekurangan vitamin D. Makin sedikit waktu terpapar cahaya matahari makin berisiko kurangnya produksi vitamin D. Begitu juga makin kurangnya paparan cahaya matahari ke kulit, makin rendah produksi vitamin D. Semua ini merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan vitamin D di tubuh.
Tapi melihat adanya faktor-faktor lain (perilaku menghindari paparan cahaya matahari dan pola makan) yang bisa menyebabkan kekurangan vitamin D, saya katakan dengan jelas bahwa berjilbab tidak menjadi faktor risiko kekurangan vitamin D yang utama.
Hardisman Dasman
Associate Professor in Community Medicine and Healthcare Policy, Universitas Andalas
Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambilkan dari artikel berjudul "Apakah perempuan berjilbab berisiko kurang vitamin D? Riset tunjukkan ada banyak penyebabnya".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.