Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Benarkah Pakai Jilbab Bikin Kekurangan Vitamin D? Ahli Menjawab

Kompas.com - 28/07/2019, 17:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Hardisman Dasman


CAHAYA matahari punya peran dalam produksi vitamin D dalam tubuh. Sehingga pemenuhan kebutuhan vitamin D kerap kali hanya difokuskan pada paparan sinar matahari. Jika kurang terkena paparan sinar matahari maka akan berisiko besar kekurangan vitamin D.

Jadi tidak heran ada pandangan bahwa Muslimah yang berjilbab berisiko kekurangan vitamin D.

Untuk melihat seberapa besar peranan pakaian terutama jilbab “menghalangi” produksi vitamin D dalam tubuh, perlu dilihat bagaimana proses pembentukan vitamin tersebut. Perlu juga memeriksa penelitian empiris terkait dengan masalah ini.

Banyak riset telah mengungkap terjadinya kekurangan vitamin D secara global, lintas etnis, jenis kelamin, dan di berbagai belahan dunia.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa memakai pakaian tertutup bukan faktor risiko kekurangan vitamin D yang berdiri sendiri.

Perilaku masyarakat modern seperti menghindari makanan berlemak, selalu beraktivitas dalam ruangan yang jauh dari paparan cahaya matahari, dan citra kulit gelap yang jelek sehingga sangat ketakutan terhadap cahaya matahari, termasuk pemakaian sun-block yang berlebihan, juga menjadi faktor risiko kekurangan vitamin D.

Model pakaian dan kekurangan vitamin D

Pakaian yang menutupi seluruh badan bisa mengurangi paparan cahaya matahari terhadap kulit, sehingga memungkinkan terjadinya risiko kurang vitamin D.

Berbagai studi menyebutkan adanya kaitan antara pakaian yang menutup seluruh badan dengan kekurangan vitamin D.

Akan tetapi analisis mendalam menunjukkan bahwa keterkaitan antara model (bentuk) pakaian dan kekurangan vitamin D terjadi secara kompleks yang melibatkan aspek perilaku lainnya. Model pakaian yang menjadi faktor risiko kekurangan vitamin D tidak berdiri sendiri.

Riset di Jerman, Malaysia, Yordania, dan Saudi Arabia menunjukkan bahwa mereka yang berpakaian menutupi seluruh tubuh yang mengalami kekurangan vitamin D adalah mereka yang sangat menghindari paparan cahaya matahari dalam kesehariannya.

Berbagai penelitian ini menunjukkan bahwa model pakaian atau berhijab bukan yang menjadi penyebab utama kekurangan vitamin D, tapi penyebab utamanya adalah perilaku yang menjauhi paparan dengan cahaya matahari.

Di samping itu, berbagai studi dan rekomendasi kesehatan menunjukkan bahwa sinar untraviolet B (UV-B) dari cahaya matahari masih dapat menembus pakaian tipis meskipun dengan intensitas yang sedikit menurun.

Artinya kebutuhan cahaya matahari masih dapat terpenuhi dengan pakaian yang tidak tebal dan selama tidak menghindari lingkungan luar yang terpapar cahaya matahari.

Peranan UV

Pembentukan vitamin D aktif melalui proses yang kompleks.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com