Sebuah penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis antibiotik dapat meningkatkan risiko keguguran.
Ada lima jenis antibiotik yang meningkatkan risiko keguguran, yaitu makrooksida, kuinolon, tetrasiklin, sulfonamida, dan metronidazol.
Meski demikian, dalam penelitian tersebut menemukan antibiotik nitrofurantoin, biasanya digunakan mengobati infeksi saluran kemih ternyata menurunkan risiko keguguran.
Namun, wanita hamil tetap harus berhati-hati ketika akan mengonsumsi suatu antibiotik.
Baca juga: Riset Ungkap, Beberapa Jenis Antibiotik Tingkatkan Risiko Keguguran
Pemakaian antibiotik di atas atau di bawah dosis yang dianjurkan dokter dapat membuat mikroorganisme resisan terhadap obat antibiotik, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Antibiotik memang efektif mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, namun tidak untuk menghadapi virus dan penyakit yang disebabkan virus.
Ketika mengonsumsi antibiotik, harus dihabiskan dan sesuai dosis yang ditentukan, dengan harapan semua bakteri jahat yang ada dalam tubuh akan hancur dan tak ada yang tersisa kemudian menjadi resisten.
Jika seseorang mengalami resistensi antibiotik, berarti bakteri dalam tubuhnya tak lagi mempan diatasi dengan antibiotik.
Baca juga: Ini Sebabnya Antibiotik Harus Dihabiskan
Pemberian antibiotik pada bayi berusia kurang dari dua tahun mempunyai efek jangka panjang.
Bayi akan mengalami alergi di usia dewasa, seperti eksim kulit dan rinitis alergi yang mempunyai gejala bersin-bersin dan hidung berair.
Sehingga, pemberian antibiotik pada anak-anak harus sangat dipertimbangkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.