Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal yang Harus Diketahui tentang Legitnya Boba Tea dan Kopi Kekinian

Kompas.com - 08/07/2019, 18:08 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minuman olahan tengah menjamur di Indonesia. Mulai dari kopi susu kekinian hingga boba tea, minuman olahan ada di setiap sudut pusat perbelanjaan.

Di Lippo Mall Puri, misalnya, antrean panjang mengular di kedai-kedai minuman. Ada Kopi Kenangan, Ban Ban, Chatime, dan si pendatang baru Xing Fu Tang yang ramai pengunjung. Sejak pertama buka pada Juni lalu, Xing Fu Tang tak pernah sepi pengunjung. Antrean mengular hingga 100 meter ke belakang.

Stephanie (19), salah satu pengunjung Lippo Mall Puri, rela mengantre hingga satu jam lamanya untuk segelas brown sugar boba milk. Ia mengaku minuman olahan ini selalu jadi incarannya jika pergi ke mal. Setiap pekan, ia bisa merogoh kocek hingga Rp 200.000 untuk minuman-minuman olahan di mal.

"Aku suka banget minumannya. Suka manisnya sih, jadi setiap ke sini pasti rela antre," kata Stephanie ditemui di Lippo Puri, Senin (8/7/2019).

Baca juga: Seorang Gadis China Harus Diopname gara-gara Bubble Milk Tea, Ada Apa?

Setiap minggu, Stephanie minimal tiga kali ke mal. Jika ditotal, setidaknya seminggu ia menenggak tiga gelas minuman boba. Soal kesehatan, Stephanie mengaku tak ambil pusing. Sebab, ia menilai brown sugar atau gula merah yang ada di minumannya lebih sehat dari gula pada umumnya.

"Ini kan pakai brown sugar ya, aku ngerasa enggak masalah sih jadinya karena kan beda dari pemanis. Lagian minumnya enggak setiap hari kok," ujar Stephanie.

Lain halnya dengan Alvin (20). Alvin lebih memilih antre untuk segelas kopi susu di Kopi Kenangan. Kendati mengaku butuh kopi setiap hari, Alvin tak terlalu sering mengonsumsi minuman manis seperti kopi susu.

"Ini gue lagi cheat day. Jadi kalau cheat day dari diet bisa lah makan enak dan minum kaya gini, biasanya kopi biasa aja," ujar Alvin.

Karena tak terlalu sering mengonsumsi minuman legit seperti kopi dan teh olahan, Alvin mengaku tak terlalu memikirkan nutrisinya. Kendati demikian, dia berharap penjual bisa mencantumkan total kalori dari tiap sajian.

Baca juga: Madu dan Gula Sama Saja, Tetap Racun bagi Penderita Diabetes

"Karena gue work out (olahraga) jadi ya bagus sih sebenarnya kalau tahu berapa kalorinya, atau berapa gulanya, jadi bisa ngatur sendiri batasannya," kata Alvin.

Selain brown sugar dan gula aren, rasa legit minuman-minuman semacam ini datang dari susu, susu kental manis, dan sirup berbagai rasa. Di Kopi Kenangan, misalnya, pengunjung bisa memilih pemanis untuk kopinya.

"Paling banyak kopi susu pakai gula aren. Tapi juga ada karamel, susu kental manis, sama sirup vanila," kata salah satu kasirnya.

Selain itu, di setiap tempat ini juga diberikan pilihan kadar gula. Pengunjung bisa meminta minuman dengan kemanisan standar, tanpa gula, hingga ekstra gula bagi yang gila manis.

"Kebanyakan sih minta yang enggak terlalu manis," ujar kasir Kopi Kenangan.

Buruk untuk kesehatan?

Dilansir dari Hello Sehat, segelas cappuccino ukuran Tall (12 oz atau 350 ml) dengan susu full-fat bisa mengandung hingga 150 kalori, 6 gram lemak (4 gram lemak jenuh), dan 6 gram protein. 

Kemudian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jae Eun Min, David B. Green dan Loan Kim, bubble tea atau boba tea memiliki kandungan gula sebesar 38 gram dan kalori sebanyak 299 kilo kalori (kkal) untuk setiap porsinya.

Baca juga: 6 Tanda Gula Darah Anda Tinggi, Meski Bukan Penderita Diabetes

Padahal, menurut American Hearts Association, kebutuhan gula tambahan tidak boleh lebih dari 150 kkal per hari untuk laki-laki dan 100 kkal per hari untuk perempuan.

Dokter Rumah Sakit Indonesia dr. Ratih Febriani mengatakan bahwa dampak buruk dari terlalu sering mengonsumsi minuman manis olahan ini bisa terlihat dari usia pasien-pasien yang datang kepadanya.

Ratih menduga pergeseran usia penderita jantung koroner yang semakin muda dikarenakan oleh pola konsumsi masyarakat yang berubah. Makanan dan minuman manis yang berlebihan bisa menambah risiko seseorang terkena penyakit jantung.

"Dulu enggak tergantung sama gula, sekarang makin hari makin banyak minuman olahan, terutama yang mengandung gula putih. Ini perannya besar sekali," ujar Ratih, Kamis (4/7/2019) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com