Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Indonesia Nomor 33 dalam Kejujuran Mengembalikan Dompet

Kompas.com - 22/06/2019, 17:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Ahli mengatakan, lebih banyak uang dalam suatu dompet kemungkinan dikembalikan justru meningkat.

Bila dompet tanpa uang kemungkinan dikembalikan sekitar 40 persen, tapi kalau dompet berisi uang kemungkinan dikembalikan meningkat jadi 51 persen.

Menariknya, saat ahli menguji negara AS, Inggris, dan Polandia dengan memasukkan uang tujuh kali lipat lebih banyak dari sebelumnya, kemungkinan mengembalikan dompet meningkat menjadi 72 persen.

Ahli menduga, hal ini berkaitan dengan kekhawatiran warga terhadap hukum yang berlaku di negaranya bila dompet tidak kembali ke pemiliknya dan dia dituduh sebagai pencuri.

Berkaitan dengan anggapan ini, ahli kemudian memeriksa apakah hal itu dipengaruhi oleh kehadiran orang lain saat menerima dompet, keberadaan kamera keamanan, dan hukum suatu negara.

Jika kejujuran warga ada hubungannya dengan ketiga hal itu, itu artinya mereka jujur karena taat hukum. Namun hal ini juga tidak terbukti.

Ahli juga gagal menemukan bukti bahwa mereka berharap mendapat imbalan ketika mengembalikan dompet.

Baca juga: Profesor Harvard Buktikan Kebahagiaan Bisa Dibeli dengan Uang

Setelah mengesampingkan semua asumsi yang tidak terbukti, ahli meyakini kejujuran mengembalikan dompet dipengaruhi oleh kekhawatiran isi dompet yang dianggap bernilai bagi pemiliknya, dan sadar diri untuk tidak mencuri.

"Kami menemukan variasi tingkat kejujuran mulai dari 14 persen sampai 76 persen. Perbedaan ini muncul karena berbagai faktor," ujar penulis.

Mereka menemukan, kondisi geografis yang menguntungkan secara ekonomi, lembaga politik inklusif, pendidikan, nilai budaya, dan nilai moral yang diterapkan secara positif terkait dengan tingkat kejujuran seorang warga negara.

Cohn menyebut, penelitian di masa depan masih diperlukan untuk mengidentifikasi bagaimana faktor tersebut berkontribusi dalam perilaku jujur suatu masyarakat di suatu negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com