Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Meteor Probolinggo, Itu Juga Bukan Fenomena Eta Aquarids

Kompas.com - 11/05/2019, 14:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Orbit itu memiliki memiliki eksentrisitas (kelonjongan orbit) 0,62 dengan perihelion 0,96 SA (satuan astronomi), aphelion 4,12 SA dan inklinasi 22º.

Sebuah benda langit yang menempuh orbit ini membutuhkan waktu 4 tahun untuk mengedari Matahari sekali putaran.

Posisi aphelion mengindikasikan pecahan asteroid ini semula merupakan bagian dari kelompok Asteroid Sabuk Utama yang bergerombol di antara orbit Mars dan Jupiter.

Orbit demikian menempatkan pecahan asteroid ini ke dalam populasi Asteroid Dekat Bumi kelas Apollo.

Apakah ada kemungkinan meteor Pasuruan merupakan remah-remah komet, sehingga merupakan bagian dari suatu hujan meteor periodik? Sayangnya tidak.

Bila dianggap kecepatan awalnya adalah 25 km/detik saja (yang tergolong lambat untuk kecepatan awal meteor dari sisa komet), maka orbit awal meteor Pasuruan akan berubah dramatis menjadi hiperbola. Ini adalah orbit yang tak mungkin bagi suatu meteor di Bumi.

Padahal remah-remah komet yang menjadi meteor di Bumi memiliki rentang kecepatan mulai dari 25 km/detik hingga 72 km/detik. Meteor eta Aquarids sendiri memiliki kecepatan awal luar biasa, yakni 66 km/detik.

Baca juga: Bukan Meteor, Letusan Gunung Api Penyebab Kepunahan Massal Terbesar

Ketidakmungkinan meteor Pasuruan berasal dari remah-remah komet juga membawa implikasi lain, yakni meteor tersebut tak mungkin merupakan bagian hujan meteor periodik eta Aquarids.

Jika dilihat dalam tata koordinat langit, meteor Pasuruan berasal dari koordinat deklinasi -52 derajat dan ascensio recta ~11 jam.

Sebaliknya meteor-meteor Eta Aquarids berasal dari koordinat deklinasi -1 derajat dan ascensio recta 22 jam 20 menit.

"Dan di seluruh paras Bumi, hujan meteor eta Aquarids hanya bisa disaksikan di kala fajar, mulai dari pukul 02.00 dini hari setempat hingga fajar merembang," tutup Marufin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com