Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video: Detik-detik Jatuhnya Meteor 10 Kali Bom Hiroshima Dirilis NASA

Kompas.com - 25/03/2019, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - 18 Desember tahun lalu, sebuah meteor meledak di atas langit Laut Bering yang terletak di antara Rusia dan Alaska, AS. Beruntung, fenomena tersebut diabadikan oleh NASA.

Menurut laporan BBC, Selasa (19/3/2019), ledakan meteor seberat 1.360 ton itu adalah ledakan meteor terbesar ketiga di dunia sejak 1900.

Ahli mencatat, kekuatan ledakannya 10 kali lebih besar dari bom atom Hiroshima, persisnya 173 kiloton TNT.

Baca juga: Nyaris Terlewat, Ledakan Meteor di Langit Rusia Setara 5 Bom Nuklir Nagasaki

Potongan gambar saat ledakan meteor setara 10 kali bom atom Hiroshima menghantam Bumi Desember lalu. Potongan gambar saat ledakan meteor setara 10 kali bom atom Hiroshima menghantam Bumi Desember lalu.
Hanya beberapa menit setelah meteor meledak, instrumen Multi angle Imaging SpectroRadiometer (MISR) yang ada di satelit Terra menangkap fenomena menakjubkan itu dalam urutan gambar.

Meteor itu memiliki diameter 10 meter dan meluncur dengan kecepatan 115.200 kilometer per jam.

Kita tidak dapat melihat jelas bagaimana penampakan meteor saat menghantam Bumi. Sebaliknya, yang terlihat jelas adalah bayangan bolide (ledakan meteorik) yang nampak seperti goresan gelap awan di bawahnya.

Bila diperhatikan dengan cermat, Anda mungkin bisa melihat awan oranye menyala. Itu adalah jejak meteor yang memanaskan udara saat melewatinya dengan kecepatan 115.200 kilometer per jam.

Disinggung di atas, ini adalah ledakan meteor terbesar ketiga sejak 1900.

Melansir Science Alert, Senin (25/3/2019), ledakan meteor paling dahsyat terjadi di Tunguska pada 1908 dengan kekuatan 3 megaton, kemudian disusul ledakan meteor di Chelyabinsk 2013 dengan kekuatan 440 kiloton.

Namun, karena meteor ini berada jauh dari pemukiman, tak ada yang menyaksikannya secara langsung.

Hal ini patut disyukuri karena dengan begitu tak ada yang terluka akibat peristiwa itu. Hal ini berbeda dengan ledakan meteor di Chelyabinsk yang melukai lebih dari 1.200 orang karena luka pecahan kaca jendela.

Baca juga: Nasa Ungkap Energi Ledakan Meteor Dahsyat di Kuba, Sekitar 1.400 TNT

Ledakan meteor sebenarnya sangat umum, meski biasanya jauh lebih kecil.

NASA mencatat ada 775 bola api yang menghantam atmosfer Bumi sejak 1988. Fenomena itu sebagian besar terjadi di atas lautan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau