Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Risiko Tuberkulosis Dapat Mengancam Siapa Saja

Kompas.com - 09/05/2019, 18:08 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia saat ini tercatat menempati urutan ketiga di dunia dalam kasus tuberkulosis terbanyak, yakni sekitar 842.000 kasus per tahunnya. Namun, diperkirakan hanya 442.172 kasus saja yang teridentifikasi.

Sisanya tidak terdiagnosis dan diberikan penanganan medis yang seharusnya.

Hal ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kesadaran dan pengetahuan publik terkait gejala, cara penularan, dan penanganan penyakit tuberkulosis.

Tuberkulosis merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, terutama paru-paru. Penyakit menular ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan dapat menular via udara.

“Penularan tuberkulosis dapat melalui batuk, bersin, atau berbicara. Berbicara hanya mengeluarkan 0-200 bakteri, sedangkan batuk bisa sampai 3500 bakteri. Bersin paling banyak, bisa sampai 4500 bakteri”, tutur Dr. dr. Erlina Burhan. MSc, Sp.P(K), dokter spesialis paru dan pakar tuberkulosis pada acara siaran pers yang diselenggarakan oeh Johnson & Johnson di Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Baca juga: Berat Badan Anak Tidak Naik? Waspadai Tuberkulosis

Erlina juga menjelaskan bahwa setiap penderita tuberkulosis dapat menularkan penyakit pada sedikitnya 10 hingga 15 orang per tahun.

Meski demikian, seseorang yang terpapar bakteri Mycobacterium belum tentu langsung terkena tuberkulosis. Bakteri ini dapat memasuki masa dorman (tidak aktif) selama bertahun-tahun.

Bila sistem imun tubuh menurun, maka bakteri akan menjadi aktif dan mulai timbul gejala khas tuberkulosis.

Gejala dan deteksi

“Beberapa tanda dan gejala dari TB pada paru-paru adalah batuk berkepanjangan hingga dua minggu atau lebih, sakit di dada, batuk darah atau berdahak, mudah lelah, penurunan berat badan, tidak nafsu makan, panas dingin, demam, dan berkeringat pada malam hari”, papar Erlina.

Namun, selain paru-paru, tuberkulosis juga dapat menyerang organ lain.

“Sekitar 15 persen kasus TB menyerang organ selain paru, yaitu ke kelenjar getah bening, selaput otak, usus, kulit, tulang, saluran kemih dan reproduksi, juga mata dan tenggorokan”, tambahnya.

Jika gejalanya sudah mulai nampak, maka segera periksakan kondisi anda ke fasilitas kesehatan terdekat.

Penyakit tuberkulosis dapat dideteksi dengan melewati serangkaian tes, antara lain tes sputum (dahak), tes kulit Mantoux, dan tes darah IGRA (interferon gamma release assay).

“Saat ini, obat TB sudah gratis dan bisa didapatkan di seluruh fasilitas kesehatan”, ujar Erlina.

Baca juga: WHO Kenalkan Obat Tuberkulosis Bebas Injeksi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau