Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Lazim, Bengkaknya Jari Kelingking Perempuan AS Ini karena TBC

Kompas.com - 23/09/2018, 21:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pembengkakan pada jari tangan umumnya menandakan seseorang mengalami keseleo ringan. Namun bagi seorang wanita asal California, AS, pembengkakan pada jari kelingkingnya adalah tanda bahwa ia mengidap tuberkulosis (TBC).

Diwartakan Live Science, Kamis (20/9/2018), perempuan berusia 42 tahun itu baru memeriksakan diri ke dokter seminggu setelah jari kelingkingnya bengkak dan sakitnya tak kunjung hilang. Awalnya, ia sendiri pun bingung mendapati jarinya bengkak tiba-tiba.

Setelah dipindai menggunakan X-ray dan CT scan, barulah ketahuan bahwa pembengkakan ada pada jaringan lunaknya, tetapi tidak ada masalah dengan tulangnya.

Untuk memastikan apa yang terjadi, dokter dari University of California, San Fransisco melakukan biopsi pada jaringan kulit pasien. Dari sinilah mereka menemukan hal tak terduga, yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC.

Baca juga: Antibiotik Lama Ini Berpotensi Jadi Obat Baru bagi Pasien TBC

Menurut laporan kasus yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine, Rabu (19/9/2018), pasien merupakan penderita lupus yang mengonsumsi obat untuk menekan sistem kekebalannya. Hal inilah yang membuatnya lebih rentan terhadap penyakit menular, termasuk TBC.

TBC dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara dan menyerang paru-paru. Namun bakteri juga dapat menyerang anggota tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.

"Infeksi pada jari merupakan gejala TBC yang langka, sebab biasanya ditunjukkan di paru-paru. Namun, diagnosis ini penting untuk dipertimbangkan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah," kata pana penulis dalam laporannya.

Baca juga: Mirip Difteri, Mengapa Penyebaran TBC Sulit Dikendalikan?

Lantas, bagaimana pasien dapat tertular TBC?

Hasil penyelidikan menyebutkan perempuan itu tertular suaminya yang terus batuk setelah pulang dari China. Suami pasien kemudian didiagnosis dengan tuberkulosis aktif.

Oleh tim dokter perempuan itu diberi beberapa obat anti-tuberkulosis selama sembilan bulan, dan gejalanya sudah mulai hilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau