Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Avenger: Endgame, Apakah "Spoiler" Sebuah Bantuan atau Kejahatan?

Kompas.com - 26/04/2019, 18:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sebagian besar peserta menggambarkan bahwa lingkaran dan segitiga biru sebagai orang yang jatuh cinta dan segitiga berwarna abu-abu sebagai orang yang berusaha menghalangi.

Para peserta menggunakan narasi yang menggambarkan tindakan dan adegan dalam animasi itu seperti benda yang memiliki niat dan motivasi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa manusia punya naluri dasar untuk mendongeng atau bercerita.

Bagi manusia, bercerita menjadi alat penting untuk memahami perilaku manusia lain dan mengomunikasikan pemahaman kita terhadap orang lain.

Menurut penulis psikologi Adoree Durayappah, hal tersebut berhubungan dengan teori pikiran.

Baca juga: Film Dokumenter Pendaratan Pertama di Bulan Dibuat dari Rekaman Tua

"Memiliki teori pikiran berarti kita memiliki kemampuan untuk menghubungkan pikiran, keinginan, motivasi, dan niat orang lain, dan kita menggunakan ini untuk memprediksi dan menjelaskan tindakan dan perilaku orang lain," tulis Durayappah.

"Karena kita memiliki kemampuan untuk mengaitkan niat kepada orang lain dan memahami bagaimana niat itu dapat menyebabkan perilaku, cerita menjadi penting karena memungkinkan kita untuk mengomunikasikan sebab dan akibat hubungan ini," imbuhnya.

Duryappah menilah hal ini penting untuk diingat karena berarti cerita itu baik jika memenuhi fungsinya: menyampaikan informasi secara efektif kepada orang lain.

Hal ini pula yang menjadi sebab mengapa spoiler sebenarnya justru membuat cerita lebih menarik. Apalagi, biasanya, bocoran cerita film lebih mudah dipahami dan diikuti dibanding ketika seseorang harus memahami cerita itu sendiri.

"Jadi, bisa jadi begitu Anda tahu bagaimana spoiler cerita, itu secara kognitif lebih mudah. Dengan kata lain Anda lebih nyaman memproses informasi dan dapat fokus pada pemahaman yang lebih dalam tentang cerita," kata Leavitt, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.

Spoiler Sangat Mengerikan

Namun tak semua sependapat dengan hasil temuan di atas. Buktinya, beberapa orang tetap menganggap spoiler adalah sebuah "kejahatan" yang sangat mengerikan.

Hal ini diungkapkan oleh penulis Jennifer Richler dalam artikelnya di The Atlantic 2013 lalu.

Richler melihat beberapa penelitian yang mendukung pendapatnya itu. Salah satunya berasal dari Paul Bloom, profesor psikologi Yale.

Dalam bukunya yang berjudul How Pleasure Works, Bloom menyebut bahwa sesungguhnya kita (manusia) sangat membingungkan. Pasalnya, manusia lebih suka menghabiskan waktu luang dengan menjelajahi dunia fiksi dengan membaca, menonton TV atau film, dan bermain video game dibanding terlibat dalam hiburan di dunia nyata.

Baca juga: Burung Biru Cantik dalam Film Rio Diyakini Ahli Punah di Alam Liar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com