Dengan kata lain, manusia punya obsesi besar dengan khayalan. Bloom berpendapat, pada tingkat tertentu, kita akan sulit membedakan fakta dan fiksi.
Misalnya saja ketika melihat kue yang dibentuk seperti tinja dan membuat orang menolak memakannya meskipun tahu bahwa itu hanya kue. Contoh itu menunjukkan bahwa penampilan dan kenyataan menjadi sangat kabur.
Thalia Goldstein, profesor psikologi di Pace University, mengatakan bahwa kekaburan konsep tersebut terjadi pada tingkat neurologis. Saat itu, bagian otak yang sadar memberi tahu kita bahwa sebuah cerita tidak nyata tapi sebagian lagi berpikir sebaliknya.
Inilah mengapa spoiler menjadi sangat mengerikan. Pasalnya, bocoran kisah akan mengingatkan kita bahwa sebuah cerita hanyalah sebuah cerita.
Jika sudah tahu bagaimana sebuah cerita akan berakhir, maka kesenangan kita akan menguap.
Terlebih, kadang-kadang, kesenangan terhadap sesuatu akan terasa lebih besar ketika proses menunggu. Itulah mengapa orang lebih suka menunda makan di suatu tempat tertentu pada momen spesial meskipun bisa dilakukan kapan saja.
Terlepas dari dua pendapat di atas, banyak dari kita yang menunggu untuk bisa segera menonton film Avenger: Endgame. Lalu, apakah Anda tim perlu bocoran atau anti-spoiler?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.