Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembunyi Hampir 40 Tahun, Lebah Terbesar di Dunia Ditemukan di Maluku

Kompas.com - 22/02/2019, 12:59 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber NPR


KOMPAS.com - Lebah raksasa Wallace (Megachile pluto) terakhir kali terlihat hidup di sebuah pulau di Indonesia pada 1981. Menurut laporan, serangga yang ukurannya jauh lebih besar dibanding lebah madu Eropa itu tak pernah menampakkan diri lagi, tapi sekarang sekelompok tim ilmuwan telah menemukannya di Maluku Utara.

Lebah Wallace berukuran sangat besar. Panjang tubuhnya bisa mencapai empat sentimeter, sementara lidahnya bisa sepanjang tiga sentimeter.

Namun, hampir 40 tahun berlalu tak ada lagi yang mendengar atau pun melihat jejaknya di alam liar.

Sebab itu, menemukan jejak kehidupan lebah raksasa Wallace adalah sesuatu yang sangat dinanti dan menjadi tantangan sendiri bagi para ilmuwan juga pecinta serangga.

Baca juga: Pertama di Dunia, Peneliti Ciptakan Vaksin untuk Lebah

Pengalaman mengesankan itu setidaknya dirasakan oleh Clay Bolt, seorang fotografer yang menjadi bagian dalam tim kecil pencarian lebah Wallace.

"Sangat menakjubkan melihat serangga terbang “bulldog” yang selama ini dianggap sudah tidak ada. Dan kami ingin mencari bukti nyatanya di alam liar," kata Bolt.

Pencarian tim kecil itu membuahkan hasil ketika Bolt dan timnya menemukan sarang rayap di pohon. Menurut mereka, itu adalah rumah yang sangat disukai lebah raksasa.

Melansir NPR, Kamis (21/2/2019), lebah betina raksasa membuat terowongan dan sarang di pohon dengan resin atau getah kayu. Mereka menciptakan ruangan sendiri yang jauh dari rayap.

"Spesies ini benar-benar besar dan sangat cantik. Saya mendengar suara kepakan sayapnya terbang melewati kepala saya, sungguh luar biasa," ujar Bolt antusias.

Lebah raksasa Wallace difoto oleh Clay Bolt di luar rumahnya. Spesies yang telah menghilang selama 40 tahun ini ditemukan di kepulauan Maluku. Lebah raksasa Wallace difoto oleh Clay Bolt di luar rumahnya. Spesies yang telah menghilang selama 40 tahun ini ditemukan di kepulauan Maluku.
Tim pun memposting video berjudul b-roll (!) untuk menunjukkan bagaimana gaduhnya suara lebah raksasa Wallace yang terbang dari dalam kandang kecilnya.

Bolt dan timnya menyebut dengungan lebah Wallace mirip lebah madu, tapi dengan nada lebih tinggi.

Lebah Wallace memang bukan tipe yang suka menampakkan diri di depan manusia. Buktinya saja, lebah ini pertama kali ditemukan pada 1850-an oleh naturalis Inggris Alfred Russel Wallace dan baru terlihat lagi pada 1981 di Indonesia. Kemudian ia dianggap punah, tapi kini ditemukan lagi.

"Lebah ini dianggap sudah punah sebelumnya. Saya senang mendengar ada yang menemukannya dan (kepunahan) itu tidak terjadi,” ujar profesor Dave Goulson yang mengepalai laboratorium lebah di Universitas Sussex.

Pencarian lebah Wallace

Bolt tergabung dalam program bernama Pencarian Spesies yang Hilang dari Pelestarian Satwa Liar Global. Program ini berlangsung selama lima hari menyusuri Maluku Utara.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau