Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2018, 18:34 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dalam perjalanan hidup lebah madu, ada banyak persoalan yang harus dihadapi, mulai dari pestisida, hilangnya habitat, perubahan iklim, hingga penyakit.

Salah satu penyakit yang sering memusnahkan seluruh koloni lebah madu adalah infeksi bakteri Larva Paenibacillus yang menyebabkan American foulbrood (AFB).

Bakteri Ini biasanya masuk ke koloni melalui lebah perawat yang memberikan makanan terkontaminasi spora bakteri tersebut ke larva lebah. Spora mulai berkembang di perut larva lebah, dan menyebar hingga membunuh larva lebah.

Tidak berhenti di sini, spora dapat tetap hidup dalam waktu yang lama dan terus menginfeksi koloni selama bertahun-tahun bahkan setelah infeksi awal. Tentunya, jika kondisi ini terjadi pada peternakan madu, hal ini akan sangat merugikan.

Baca juga: Dalam Uji Pra-Klinis, Vaksin Terbaru untuk Virus Zika Terbukti Efektif

Dilansir dari IFL Science pada Senin (10/12/2018), untuk mengatasi kondisi ini para peneliti dari University of Helsinki, Finlandia, telah mengembangkan vaksin yang dapat membantu lebah madu mencegah infeksi bakteri yang mematikan ini. Untuk diketahui, vaksin ini merupakan yang pertama kalinya diperuntukkan bagi serangga.

Vaksin ini disebut PrimeBEE dan dirancang untuk diberikan pada ratu lebah madu. Alasan para peneliti memilih ratu lebah yang adalah untuk melindungi koloni lebah madu dari generasi ke generasi berikutnya.

Dalam penelitian yang dilakukan, Dalial Freitak, seorang peneliti dalam penelitian ini, mengamati bahwa lebah menunjukkan tanggapan kekebalan yang lebih baik jika induk mereka terkena bakteri dalam makanan mereka.

Hal ini karena jika sang ratu memakan sesuatu yang mengandung patogen, patogen tersebut dihalangi oleh protein vitellogenin. Protein itu kemudian mengirimkan molekul tanda patogen ke telurnya, dan melindungi bakal calon lebah ini dari infeksi ketika lahir.

Baca juga: Pertama di Dunia, Ilmuwan Kembangkan Vaksin Jerawat

Mekanisme ini secara tidak langsung hampir persis seperti vaksinasi. Maka seiring berjalannya waktu, seluruh koloni akan mendapatkan kekebalan.

"Sekarang kami telah menemukan mekanisme untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar dapat memvaksinasi serangga. Anda dapat mentransfer sinyal dari satu generasi ke generasi lain," ujar Freitak, seorang peneliti dalam proyek ini yang berasal dari Universitas yang sama.

Tidak seperti mamalia, serangga tidak memiliki antibodi. Aspek penting inilah yang membuat para ahli meragukan kemungkinan adanya vaksin untuk serangga. Untungnya, Freitak menemukan celah untuk kemungkinan ini, meskipun pada awalnya dia menemukannya pada ngengat, bukan lebah.

Meski demikian, vaksin ini masih belum sempurna dan masih dalam tahap pengujian. Oleh karena itu, terlalu cepat untuk menggarisbawahi vaksin ini sebagai kesuksesan yang pasti.

Namun jika para peneliti benar, temuan ini bisa menjadi terobosan yang akan mengubah dunia.

"Kami berharap bahwa kami juga dapat mengembangkan vaksinasi terhadap infeksi lain, seperti penyakit foulbrood dan infeksi jamur. Kami sudah memulai tes awal. Rencananya adalah dapat melakukan vaksinasi terhadap mikroba apa pun," pungkas Freitak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com