Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Plastik, Ilmuwan Buat 4 Produk Material Alternatif

Kompas.com - 20/02/2019, 18:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Terlepas dari apa yang terdengar, papan partikel—panel kaku yang terbuat dari serpihan kayu dan resin yang dikompresi dan dilapisi yang digunakan dalam furnitur dan lemari dapur di seluruh dunia — sebenarnya tidak memiliki tempat di jajaran bangunan hijau.

Baca juga: 80 Persen Plastik Australia Dipangkas dalam 3 Bulan, Bisakah Kita Tiru?

Itu karena lem yang mengikat serat kayu papan partikel secara tradisional mengandung formaldehida, bahan kimia yang tidak berwarna, mudah terbakar, berbau kuat dan menyebabkan ritasi pernapasan dan karsinogen.

Artinya, rak kayu-kayu Anda diam-diam "mengeluarkan gas" ke udara.

Satu perusahaan, NU Green, menciptakan bahan yang terbuat dari 100 persen serat kayu daur ulang yang disebut "Uniboard".

Uniboard menghemat pohon dan menghindari tempat pembuangan sampah. Selain itu, bahan ini juga menghasilkan gas rumah kaca yang jauh lebih sedikit daripada papan partikel tradisional, dan tidak mengandung racun.

Itu karena Uniboard telah memelopori penggunaan serat terbarukan seperti batang jagung dan hop, serta tidak ada resin formaldehida tambahan (NAF), bukan lem.

Bukan rahasia lagi bahwa ekstraksi minyak bumi, yang diperlukan untuk menghasilkan plastik, memiliki konsekuensi lingkungan yang menghancurkan. Lebih buruk lagi adalah membuang plastik itu sendiri: bahan kimia beracun yang terkandung dalam plastik sering kali larut ke dalam makanan, minuman dan air tanah.

Tapi yang lebih mengejutkan adalah daur ulang ternyata hanya memperlambat perjalanan plastik ke tempat pembuangan sampah atau lautan, di mana bahan tersebut hanya terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dan lebih kecil yang tidak pernah terurai sepenuhnya.

Beberapa laporan memperkirakan bahwa, pada tahun 2030, 111 juta metrik ton plastik akan berakhir di tempat pembuangan sampah dan lautan.

Daur ulang adalah langkah ke arah yang benar, tetapi untuk benar-benar berbalik arah, kita perlu melihat ke arah alternatif plastik dan sumber daya terbarukan untuk masa depan yang berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau