Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Plastik, Ilmuwan Buat 4 Produk Material Alternatif

Kompas.com - 20/02/2019, 18:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Minum menggunakan sedotan dan kantong plastik mungkin akan mendapat kritik pedas, namun momok sebenarnya dari plastik sekali pakai adalah ketergantungan kita pada mereka.

Dari transportasi ke manufaktur hingga layanan makanan, plastik ada di mana-mana. Untuk memerangi "polusi putih" ini sendiri akan membutuhkan perubahan besar pada material itu sendiri.

Untungnya, para ilmuwan, insinyur dan desainer mengalihkan fokus mereka ke bahan alternatif ramah lingkungan dengan menciptakan hal-hal seperti isolasi ganggang, dan substitusi polimer yang terbuat dari tepung tanaman fermentasi seperti jagung atau kentang.

Alternatif-alternatif ini tidak hanya membendung gelombang plastik yang sedang tumbuh: mereka juga mencoba mengatasi masalah-masalah dengan mengimbangi emisi karbon, dan mengembalikan nutrisi ke bumi.

Baca juga: Dari Solusi Jadi Bencana, 4 Bukti Plastik Sudah Kuasai Dunia

Setidaknya ada 4 bahan alternatif yang telah berhasil dan sedang dikembangkan para ilmuwan.

1. Wol batu

Untuk mengubah salah satu sumber daya dunia yang paling melimpah menjadi sesuatu dengan utilitas dan keberlanjutan, diperlukan jenis alkimia khusus.

Wol batu berasal dari batuan beku alami — jenis yang terbentuk setelah lava mendingin — dan produk sampingan pembuatan baja yang disebut terak; zat ini dicairkan bersama dan dipintal menjadi serat, sedikit seperti permen.

Tak seperti fiberglass (dibuat dengan kaca daur ulang), atau plastik berbusa (bahan konduktif sering digunakan untuk memblokir perpindahan panas di loteng, atap dan ruang beratap rendah), wol batu dapat direkayasa untuk membagun properti unik, termasuk ketahanan api, kemampuan akustik dan termal, daya tahan air dan daya tahan dalam kondisi cuaca ekstrem.

Selama beberapa tahun terakhir, wol batu mendapatkan daya tarik dari arsitek dan desainer sadar lingkungan saat mereka mencari bahan bangunan yang lebih berkelanjutan murah dan memiliki estetika.

Rockwool Group adalah produsen wol batu yang menjalankan fasilitas produksi di Eropa, Amerika Utara dan Asia. Perusahaan ini telah memasang wol batu di gedung-gedung komersial dan industri di seluruh dunia, termasuk O2 Arena London dan Bandara Hong Kong.

Ketika kebakaran hutan dan banjir meningkat dalam frekuensi dan tingkat keparahan, Stone Wool juga dapat memberikan pemilik rumah ekstra keamanan dalam bencana alam.

2. Jamur

Jamur tidak hanya merupakan tambahan rasa dalam makanan. Segera, jamur yang hidup di batang pohon dan jamur payung di hutan dapat menggantikan bahan-bahan seperti polystyrene, kemasan pelindung, isolasi, insulasi akustik, furnitur, bahan akuatik dan bahkan barang-barang kulit.

Baca juga: 4 Pengganti Plastik Sekali Pakai bagi Si Bijak yang Ramah Lingkungan

MycoWorks, sebuah tim insinyur, perancang dan ilmuwan kreatif, sedang bekerja untuk mengekstraksi jaringan vegetatif jamur dan memadatkannya menjadi struktur baru. Mereka mengkurasi jamur seperti halnya bahan organik lainnya seperti karet atau gabus.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau