Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Soal Kanker, Lingkungan dan Gaya Hidup Lebih Dominan Ketimbang Genetik

Kompas.com - 19/02/2019, 13:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada kanker paru, misalnya, secara rata-rata pada semua stadium jenis small cell (salah satu jenis kanker paru), angka bertahan hidup sampai lima tahun hanya sekitar 6% atau dengan angka kematian mencapai 94%. Sedangkan jenis non-small cell angka bertahan hidup mencapai 18% (angka kematian 89%) dalam lima tahun.

Namun bila dilihat kondisi pasien dan berdasarkan stadium panyakit, kanker jenis non-small cell tersebut pada stadium awal (I) dapat bertahan 45-49% dalam lima tahun. Angka bertahan hidup ini akan menurun seiring dengan peningkatan stadium penyakitnya, seperti pada stadium II berkisar 30% dalam lima tahun.

Kemudian jika sudah terdianosis pada stadium III, yang berarti sudah mengalami metastase atau menjalar ke organ lainnya melalui aliran darah, estimasi angka harapan hidupnya hanya mencapai 8 bulan.

Begitu juga dengan kanker payudara. Angka bertahan hidup pada stadium I dalam lima tahun mencapai 88,1-100%, tapi pada stadium IV menurun hingga 4,2%.

Faktor risiko di sekitar kita

Berbagai faktor risiko berperan terhadap munculnya kanker, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan dan gaya hidup. Faktor ini seperti zat-zat yang memicu kanker atau karsinogen, merokok, konsumsi alkoholberlebihan, konsumsi rendah serat, dan kurang aktifitas fisik.

Faktor genetik berperan sebagai risiko kanker yang menyebabkan perubahan sifat pertumbuhan sel. Faktor gen tersebut berperan sebagai precursor (pendahulu) terjadinya kanker, yang disebut sebagai onkogen, seperti gen p53 dan gen rb pada kanker paru, dan gen BRCA1 dan BRCA2pada kanker payudara.

Pada faktor risiko lingkungan, berbagai zat telah terbukti bersifat pemicu kanker termasuk tar, rodon, karbon monoksida, formaldehid, benzene, arsenic, asbestos, aflatoxin¸ dioksin, mercury, karbon monoksida (CO), dan lain sebagainya. Sebagian besar karsinogen tersebut muncul adalah akibat perilaku seperti merokok, asap kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah plastik.

Benzenne, terdapat pada asap kendaraan bermotor dan juga asap rokok, berpotensi sebagai risiko kanker darah (leukemia). Arsenik merupakan logam berat beracun yang bisa ditemukan pada makanan laut dan air yang tercemar, dan tanah, menjadi risiko kanker kulit, kanker paru, dan kandung kemih.

Karbon monoksida ditemukan pada pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor, pembakaran benda organik dan rokok, berisiko terhadap kanker paru. Dioksin dapat dihasilkan oleh pembakaran sampah plastik dan berisiko terhadap kanker paru dan kanker lainnya.

Mutasi abnormal pada sel

Zat karsinogenik tersebut dapat memicu kanker bila terhirup melalui pernafasan atau mengkontaminasi makanan. Sel tubuh yang terpapar karsinogen akan berubah sifat dengan tumbuh tidak terkontrol.

Mekanisme terjadinya kanker ini melalui proses yang sangat kompleks, yang melibatkan proses molekuler, seluler, genetika, dan melalui interaksi faktor risiko lingkungan tersebut.

Pada mekanisme tingkat sel dan molekuler, kanker terjadi melalui perubahan sifat sel. Pada tahap awal terjadi perubahan kode genetik atau mutasi abnormal pada sel tersebut yang dikenal dengan proses inisiasi. Meskipun ada faktor precursor genetik, namun paparan dengan zat karsinogenlah yang memicu terjadinya mutasi abnormal tersebut.

Perubahan kode genetik inilah yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan sel selanjutnya, sehingga sel-selnya mengalami perubahan sifat. Sel-sel tersebut berkembang dan bertambah banyak melebihi batas normal, sehingga organnya terus membesar, yang dikenal sebagai tahapan progresi.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com