Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Soal Kanker, Lingkungan dan Gaya Hidup Lebih Dominan Ketimbang Genetik

Kompas.com - 19/02/2019, 13:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Hardisman Dasman

ISTRI mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono, baru-baru ini terdeteksi terkena kanker darah dan kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura.

Vonis penyakit ini mengagetkan keluarga Yudhoyono karena Ani selama ini terlihat sehat dan aktif, termasuk dalam lawatan ke Sumatra Utara dan Aceh Januari lalu. Baru terdeteksinya kanker tersebut sebenarnya secara medis tidak mengejutkan karena kanker darah dapat terjadi secara akutatau dalam waktu cepat.

Kanker darah (leukemia) merupakan pertumbuhan abnormal sel darah putih dan tidak terkontrol produksinya di sumsum tulang atau jaringan limfoid.

Akibatnya akan menekan produksi sel darah merah yang juga ada pada sumsum tulang, sehingga transportasi hemoglobin (protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh) terganggu dan penderita akan menjadi pucat dan lemah.

Tambahan lagi, produksi sel darah putih yang abnormal tidak dapat berfungsi dalam kekebalan tubuh sebagaimana seharusnya.

Ani Yudhoyono tidak sendirian. Secara nasional di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat angka kejadian (prevalensi) kanker mencapai 1,4 per seribu penduduk. Umumnya tersebar pada enam penyakit kanker utama: kanker paru, payudara, usus besar, hati, leher rahim, dan prostat.

Kanker sangat perlu diwaspadai karena kemungkinan kesembuhan yang rendah dan angka kematiannya yang tinggi. Setiap orang yang terdiagnosa dengan kanker bagaikan mendengarkan vonis kematian. Hal ini tidak hanya karena sifat penyakitnya tapi juga karena sebagian besar pasien datang berobat ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut.

Mana yang lebih dominan menyebabkan kanker, faktor genetik atau faktor lingkungan dan gaya hidup? Sejumlah riset menunjukkan faktor lingkungan dan gaya hidup lebih dominan ketimbang faktor genetik.

Kanker yang mengancam

Secara global, American Cancer Society mencatat jumlah penderita kanker, berdasarkan data insiden, prevalensi, dan mortalitas kanker, mencapai setidaknya 18 juta penderita pada 2018. Dengan populasi dunia mencapai 7,7 miliar orang, angka prevalensi kanker mencapai 2,3 per seribu penduduk.

Prevalensi kanker ini didominasi oleh beberapa penyakit kanker utama: kanker paru (11,6%) pada laki-laki dan perempuan, lalu kanker payudara (11,6%), kanker prostat (7,1%), dan kanker usus besar (6,1%).

Angka kematian tertinggi terjadi pada kanker paru, yaitu 18,4% dari semua kasus kanker yang terdiagnosis, diikuti kanker usus besar 9,2% dan kanker hati 8,2%. Sedangkan khusus pada perempuan, kanker payudaramerupakan penyebab kematian terbanyak, yaitu 25,1%.

Meski telah dilaporkan pada berbagai penelitian tentang angka mortalitas berbagai penyakit kanker, tapi angka tersebut merupakan estimasi rata-rata pada kasus yang telah terdiagnosis di rumah sakit.

Tingkat kesembuhan yang rendah dan angka kematian yang tinggi pada penyakit kanker sangat ditentukan oleh jenis sel, stadium, kondisi pasien, dan ada atau tidaknya penyakit penyerta.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau