Selama hal itu dilakukan, mereka belum menemukan jejak plastik atau sampah laut yang mungkin bisa menyebabkan gangguan pada paus sperma dan spesies paus lain di seluruh dunia.
Sebaliknya, perut paus justru kosong. "Ini menandakan hewan itu belum mencari makan," ujar West.
West dan tim curiga, perut kosong menunjukkan bahwa paus sakit sebelum akhirnya mati.
Paus sperma mampu menyelam ratusan meter ke bawah laut untuk berburu mangsa favorit seperti cumi-cumi dan gurita di laut dalam.
Menurut American Cetacean Society, mereka mampu mengonsumsi 900 kilogram makanan setiap hari dan mengeluarkan tenaga besar untuk menangkap mangsa sebanyak itu.
"Jika paus sperma tidak sehat, ia tidak memiliki tenaga untuk berburu," kata West.
Lewat pembedahan bangkai, para ahli memperkirakan paus itu panjangnya 16,7 meter dan merupakan ukuran maksimum untuk paus sperma.
Selagi bangkai terus membungkuk, mereka terus mencoba memeriksa tulang paus untuk mengetahui apakah hewan itu sempat ditabrak kapal. Sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda terbentur kapal.
Baca juga: Mirip Alien, Makhluk Laut Apakah yang Terdampar di Selandia Baru?
West mengingatkan, saat kita melihat mamalia laut mati maka hal yang harus dilakukan adalah melaporkan kepada pihak berwenang sehingga para peneliti dapat memeriksanya secepat mungkin.
"Ketika pembusukan terus berlanjut, informasi yang bisa kita gali biasanya kurang rinci. Kami (ilmuwan) benar-benar bergantung pada publik untuk dapat melaporkan hal semacamm ini," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.