Selain TSM, Tedjo menginformasikan saat ini Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM tengah meneliti penggunaan nyamuk Aedes aegypty yang berbakteri Wolbachia di lapangan. Ini merupakan bagian dari World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta.
Nyamuk jantan yang diinfeksi bakteri Wolbachia akan dilepaskan untuk nyamuk betina yang tidak mengandung bakteri ini. Tujuannya untuk membuat telur tidak bisa menetas atau menghasilkan generasi Aedes yang mandul.
Berkaitan dengan nyamuk berwolbachia, Profesor Adi Utarini yang merupakan peneliti utama WMP menambahkan, pihaknya tak hanya melepaskan nyamuk jantan berwolbachia tapi juga betina.
"Tujuan utamanya adalah untuk memproduksi telur berwolbachia dan melahirkan generasi (nyamuk Aedes) Wolbachia ke populasi alami," kata Guru Besar FKKMK UGM itu melalui pesan singkat, Rabu (30/1/2019).
Akademisi yang akrab disapa Prof Uut itu memiliki keyakinan bahwa bakteri Wolbachia mempunyai kapasitas untuk memblokir perkembangan virus dengue di tubuh nyamuk.
"Harapannya, nyamuk dengan bakteri wolbachia (di tubuhnya) kecil kemungkinan bisa menularkan virus dengue," imbuh Prof Uut.
Hingga saat ini riset masih dilakukan di lapangan dan masih dalam tahap pembuktian untuk melihat efektivitasnya dalam menurunkan kasus.
"Sejauh ini kami melihat upaya penyebararan tersebut cukup menjanjikan, setelah lebih dari satu tahun pasca penyebaran, persentase nyamuk ber-Wolbachia sudah stabil tinggi, diatas 80 persen," paparnya.
Baca juga: Studi Awal: Anak-anak yang Pernah Terinfeksi DBD Terlindung dari Zika
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.