Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknik Serangga Mandul Diklaim Ampuh Usir Nyamuk DBD, Seberapa Manjur?

Kompas.com - 30/01/2019, 12:14 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Hal ini karena nyamuk Aedes diketahui mempunyai kemampuan terbang hingga radius 100 sampai 200 meter.

Sehingga kalau pelepasan nyamuk jantan steril hanya dilakukan dalam suatu daerah kecil, misalnya satu atau dua rumah, atau hanya satu RT, maka ada kemungkinan tidak akan efektif.

Nyamuk tipe liar (wild type) yang fertil masih bisa masuk ke daerah yang dilepaskan nyamuk steril, sehingga tidak bisa mengurangi jumlah nyamuk di daerah pelepasan.

Selain itu, penurunan jumlah nyamuk juga tidak bisa langsung terjadi secara cepat.

Hal ini karena untuk mendapatkan tingkat fertilitas yang menurun sehingga semua nyamuk menjadi steril paling tidak perlu empat generasi.

"Sehingga perlu beberapa bulan untuk menurunkan populasi nyamuk di daerah tersebut," ungkapnya.

Sepakat dengan Tedjo, ahli nyamuk dari Departemen Biologi Universitas Hasanuddin Dr Syahribulan, M.Si., mengatakan bahwa teknik TSM membutuhkan biaya besar untuk membeli populasi nyamuk dalam jumlah besar.

Selain mahal dan lama, dia menegaskan ada dampak terhadap lingkungan yang harus dipikirnya, terutama terhadap pengembangan organisme.

"Tidak menutup kemungkinan akan lahir generasi (nyamuk) baru yang tahan atau kebal," ujarnya kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: Cegah Penularan DBD, Pahami Lima Fakta tentang Serangan Nyamuk

Kesimpulan

Kesimpulannya, metode TSM memang bisa digunakan untuk menurunkan populasi nyamuk, namun perlu dilakukan secara masif, dalam jumlah banyak, dan berkesinambungan.

Ia menyangsikan, teknik ini akan efektif digunakan dalam skala rumah rangga.

"Hal lain yang perlu dipertimbangakn adalah metode tersebut paling tidak harus mendapatkan persetujuan dari instansi berwenang (misalnya Kementerian Kesehatan) untuk bisa digunakan oleh masyarakat umum," tegasnya.

"Pelepasan nyamuk TSM, secara pribadi menurut saya sebaiknya harus dimonitoring. Kita tidak bisa melakukannya secara bebas mengingat dampak ke depan yang bisa terjadi," imbuh Syahribulan.

Metode lain yang menunjukkan hasil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com