Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Awal: Anak-anak yang Pernah Terinfeksi DBD Terlindung dari Zika

Kompas.com - 29/01/2019, 12:44 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Studi yang dilakukan ilmuwan Internasional termasuk dari Universitas Michigan dan Universitas California (UC), Berkeley, menemukan bahwa anak-anak yang pernah terinfeksi virus dengue bisa terlindung dari infeksi virus Zika.

"Kami tidak berpikir bahwa kekebalan (tubuh) dari virus dengeu dapat melindungi diri dari infeksi virus Zika, setidaknya hal itu tidak terlihat dalam studi kami," ujar ketua penulis studi Aubree Gordon.

"Namun, anak-anak yang terifeksi Zika, paparan demam berdarah (yang didapat) sebelumnya dapat melindungi mereka dari gejala penyakit Zika," ujar Gordon yang juga seorang asisten profesor epidemiologi di School of Public Health Universitas Michigan.

Gordon bersama ilmuwan UC-Berkeley dan pegawai Kementerian Kesehatan Nikaragua di Managua menggunakan data dari Studi Kohort Pediatri Dengue yang dimiliki pemerintah Managua sejak 2004.

Baca juga: Bagaimana Google Trends Bisa Bantu Monitoring Demam Berdarah?

Melansir Medical Xpress, Selasa (22/1/2019),Dari sekitar 3.700 responden, yakni anak-anak berusia 2-14 tahun, 3.027 di antaranya memiliki riwayat infeksi dengue.

743 di antaranya setidaknya pernah satu kali terserang infeksi dengeu sebelumnya dan 176 responden baru saja mengalami infeksi dengue.

Melalui sejumlah pengujian, para ilmuwan menemukan 1.356 di antaranya memiliki infeksi Zika dan 560 di antaranya menunjukkan gejala Zika.

Ahli kemudian membandingan anak-anak yang sudah pernah terinfeksi dengue dan yang belum, untuk menentukan apakah infeksi dengue dapat memengaruhi infeksi Zika dan seberapa parah tingkat infeksinya.

Para ahli menemukan, anak-anak yang pernah terinfeksi dengue sebelumnya 38 persen lebih kecil mengembangkan gejala Zika dibanding anak-anak yang belum pernah terpapar dengue.

Untuk diketahui, Zika dan demam berdarah memiliki beberapa kemiripan. Keduanya disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan dapat menyebabkan demam, ruam, dan nyeri pada sendi serta otot.

"Kami percaya ada interaksi imunologis antara demam berdarah dan Zika," kata rekan penulis studi Eva Harris dari UC-Berkeley.

Harris mengatakan, dalam beberapa kasus orang yang pernah terinfeksi dengue akan mengembangkan antibodi dan melawan infeksi berikutnya.

Para ahli percaya, mekanisme ini mungkin dapat menjelaskan kasus Zika parah yang menyebabkan masalah neurologis.

"Dalam studi ini kami tidak menemukan Zika yang parah. Kami menganalisis Zika tanpa kompikasi pada populasi anak dan menemukan bahwa infeksi dengue sebelumnya benar-benar melindungi penyakit lain. Ini sesuai dengan studi kami sebelumnya tentang peran antibodi dengue dengan penyakit demam berdarah," ujar Harris.

Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Perbedaan DBD dan 5 Penyakit Lain

Gordon menambahkan, masih perlu studi lebih lanjut untuk memeriksa hubungan keduanya.

"Jika ada interaksi bahwa infeksi sebelumnya melindungi diri dari penyakit lain dan gejalanya, itu bagus. Tapi selalu ada kekhawatiran bahwa antibodi itu melindungi sampai titik tertentu, dan bila sudah mencapai batas tertentu mereka justru akan berisiko menimbulkan penyakit yang lebih parah. Jadi saya pikir, hal ini perlu dikaji dengan sangat cermat," tegas Gordon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau