Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2019, 15:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Dia setuju dengan gagasan donor super, tetapi mengatakan untuk dapat menemukan pendonor tinja super sangatlah sulit.

Baca juga: Kabar Buruk, Manusia Telah Terinfeksi Plastik! Tinja Menunjukkannya

"Kami belum mengerti apa yang membuat donor super, atau mengapa, namun selalu memastikan donor kami sehat dan tidak membawa penyakit apa pun, tetapi kami tidak menguji semua mikrobiome mereka untuk melihat seperti apa," katanya.

"Mungkin butuh investigasi lebih lanjut," tegas Landy.

Mikroorganisme dalam Tinja

Penelitian Dr O'Sullivan dalam jurnal Frontiers in Cellular and Infection Microbiology, menyebutkan bahwa semakin banyak jenis mikroorganisme di dalam tinja seseorang bisa menjadi keuntungan tersendiri.

Dia mengatakan sebagian besar spesies dalam tinja pendonor telah terbukti menjadi salah satu faktor paling signifikan yang mempengaruhi hasil transplantasi feses dan pasien yang merespons transplantasi dengan baik juga mengembangkan mikrobiome yang lebih beragam.

Tetapi penelitian menunjukkan keberhasilan juga dapat bergantung pada seberapa baik kecocokan donor bagi pasien, dan bukan hanya bakteri yang ada di kotoran.

"Beberapa kasus infeksi diare berulang bahkan telah disembuhkan dengan transplantasi feses yang disaring, di situ terdapat semua bakteri hidup yang masih mengandung DNA, virus, dan kotoran lainnya.

"Virus-virus ini dapat memengaruhi kelangsungan hidup dan fungsi metabolisme dari bakteri yang ditransplantasikan dan mikroba lainnya," kata Dr. O'Sullivan.

Dr Julie McDonald, ahli mikrobiome di Imperial College London, telah mempelajari cara mendorong yang tingkat keberhasilan transplantasi feses.

Saat ini, sebagian besar donor digunakan untuk mengobati kondisi usus terinfeksi yang disebut clostridium difficile.

Baca juga: Cuma dari Tinja, Kelinci Bisa Tahu Keberadaan Musuhnya

Infeksi ini dapat terjadi ketika mikroorganisme "baik" di dalam usus halus seseorang telah dimusnahkan oleh antibiotik.

Bagi orang yang rentan, hal itu bisa mematikan.

Dia menemukan pasien yang menderita infeksi clostridium difficile dan memiliki kadar asam lemak valerat yang hampir tidak terdeteksi yang dihasilkan oleh metabolisme mikroba usus yang sehat.

Dalam kasus seperti itu, tranplantasi feses sangat dibutuhkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com