Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Buruk, Manusia Telah Terinfeksi Plastik! Tinja Menunjukkannya

Kompas.com - 25/10/2018, 10:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti baru saja mengumumkan bahwa mereka mendeteksi adanya mikroplastik dalam tinja manusia. Temuan yang dipresentasikan dalam pertemuan United European Gastroenterology di Vienna Senin (22/10/2018) kemarin itu merupakan sebuah studi percontohan.

Sampel tinja yang diamati berasal dari 8 orang peserta uji internasional yang berasal dari Austria, Italia, Finlandia, Jepang, Belanda, Polandia, Rusia, dan Inggris.

Hasilnya cukup mengejutkan peneliti. Dalam semua sampel tersebut terdapat partikel dan serat plastik.

Temuan ini menegaskan prediksi para peneliti yang telah melacak mikroplastik dalam benda-benda kecil. Ilmuwan dunia telah mengidentifikasi adanya mikroplastik dalam air minum, garam meja, hingga seafood.

Dalam Makanan

Perlu diketahui, responden dalam penelitian ini harus mencatat apa saja yang mereka makan selama seminggu sebelum memberikan sampel tinja untuk pengujian.

Catatan ini memberikan informasi tentang sumber-sumber potensial dari plastik dalam kotoran mereka.

Setidaknya catatan itu mengungkap bahwa dua dari delapan peserta mengunyah permen karet setiap hari. Enam orang makan pangan dari laut.

Sepanjang seminggu, semua peserta mengonsumsi makanan yang telah dibungkus plastik. Rata-rata, peserta juga minum sekitar 25 ons air setiap hari dari botol yang terbuat dari polyethylene terephthalate (PET).

"Plastik meresap dalam kehidupan sehari-hari dan manusia terpapar plastik dalam berbagai cara," ungkap Philipp Schwable, pemimpin penelitian ini dikutip dari Wired, Senin (22/10/2018).

Para peneliti mengidentifikasi adanya plastik dengan metode yang disebut Fourier-transform infrared microspectroscopy.

Baca juga: Termakan Saat Masih Jentik, Mikroplastik Bertahan Seumur Hidup Nyamuk

Dengan metode tersebut, para peneliti menemukan bahwa dalam tinja para peserta ditemukan polietilena (bahan kantong plastik), polypropylene (bahan tutup botol), hingga polivinil klorida (PVC).

Bahkan, dari sepuluh jenis plastik yang dicari peneliti, 9 di antaranya terdapat dalam tinja para peserta. Rata-rata, para peneliti menemukan 20 partikel mikroplastik per 100 gram kotoran.

Dilansir dari National Geographic, Senin (22/10/2018), ukuran partikel plastik yang ditemukan dalam tinja tersebut bervariasi, mulai dari 50 hingga 500 mikrometer. Sebagai perbandingan, rambut manusia setebal 100 mikrometer.

Mencapai Usus Manusia

"(Penelitian ini) menegaskan apa yang telah lama kita duga, bahwa plastik pada akhirnya mencapai usus manusia," kata Schwable diwartakan dari Live Science, Senin (22/10/2018).

Dengan temuan ini Schwable berharap bisa mendorong penelitian lain terkait efek mikroplastik terhadap kesehatan manusia.

"Sekarang kita memiliki bukti pertama untuk mikroplastik di dalam tubuh manusia, kita perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami apa artinya bagi kesehatan manusia," kata gastroenterologist (ahli sistem pencernaan manusia) dari Medical University of Vienna itu.

Baca juga: Temuan Baru: Makanan Kita Mungkin Mengandung 100 Mikroplastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau