Versi terbaru WMM dikeluarkan pada tahun 2015 dan seharusnya tetap berlaku sampai 2020.
Tetapi kecepatan perubahan magnetosfir membuat para ilmuwan harus memperbaruinya untuk versi yang dijadwalkan keluar pada tanggal 30 Januari.
Selain perubahan kutub, getaran elektromagnetik yang terasa di atas Amerika Selatan pada tahun 2016 juga memaksa dilakukannya pembaruan.
Perubahan yang tidak terduga ini meningkatkan jumah kesalahan pada model yang ada sekarang.
Menurut jurnal sains terkemuka dunia, Nature, peneliti Amerika dan Inggris mengatakan WMM saat ini telah kedaluarsa nyaris mendekati batas yang dapat diterima - dan dapat menimbulkan kemungkinan kesalahan navigasi.
Keamanan satelit
WMM juga diperlukan bagi keamanan peralatan yang mengorbit Bumi.
Medan magnet tersebar secara tidak seimbang dalam kaitan dengan kekuatannya dan memberikan perlindungan yang lebih sedikit jika melemah.
Wilayah ini, terutama pada ketinggian tinggi, lebih peka terhadap angin tenaga surya.
"Peralatan atmosferik, satelit dan teleskop lebih peka terhadap kerusakan jika berada di atas wilayah ini," kata Trindade.
Penyebab
Para ilmuwan masih berusaha memahami penyebab di balik perubahan tersebut.
Gerakan Kutub Utara kemungkinan terkait dengan arus cepat logam cair di bawah kerak Bumi di Kanada, seperti yang diungkap kajian Leeds University tahun 2017.
Philip W. Livermore, salah satu penulisnya, mengatakan ini dapat memperlemah medan magnet di atas Kanada sementara yang di atas Siberia tetap kuat.
Ini akan "menarik" kutub lebih cepat ke arah Rusia.