"Ini perlu kita sadari dan ketahui, karena wilayah tersebut menyimpan lebih banyak es dibanding Antartika Barat dan Semenanjung Antartika," sambung ahli yang juga tergabung di Jet Propulsion Laboratory milik NASA.
Sementara itu, kawasan es yang berdekatan dengan laut dengan suhu lebih hangat cenderung mengalami dampak yang lebih buruk.
"Saat pemanasan global dan penipisan ozon membawa lebih banyak suhu panas ke daerah tersebut, mereka akan berkontribusi pada kenaikan permukaan laut di Antartika dalam beberapa dekade mendatang," jelas Rignot.
Hal terpenting dari studi Rignot ini adalah fakta bahwa es Antartika yang meleleh tidak hanya di beberapa titik kecil, namun di daerah yang sangat luas.
Baca juga: 200 Tahun Ini, Antartika Alami Peningkatan Hujan Salju yang Tak Normal
Di sisi lain, studi yang terbit pada Juni 2018 di jurnal Nature mengungkap bahwa Antartika mungkin telah kehilangan 2.720 miliar ton es antara 1992 sampai 2017. Makalah tersebut juga menemukan bahwa laju kehilangan es meningkat tiga kali lipat selama periode tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.