Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/12/2018, 18:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Sky News


KOMPAS.com - Massa es di Antartika meningkat drastis sepanjang abad ke-20 dan telah mengurangi kenaikan permukaan laut.

Ahli dari NASA dan British Antarctic Survey (BAS) mengaku telah menganalisis 53 inti sel dari seluruh benua dan menunjukkan bahwa hujan salju telah menghentikan gelombang laut sebesar 10 milimeter.

Meski massa es bertambah karena hujan salju, tapi jumlah ini hanya sepertiga dari seluruh es yang menghilang di Antartika.

"Naiknya permukaan laut adalah masalah mendesak yang dikhawatirkan masyarakat dan sampai saat ini belum pasti Antartika memberi kontribusi apa," kata Dr Liz Thomas, ahli dari BAS, dilansir Sky News Senin (10/12/2018).

Baca juga: Mencair dari Dalam, Ada Zona Panas Misterius di Bawah Antartika

"Hasil studi kami menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam massa pemukaan es (karena hujan salju) selama abad ke-20," imbuh Thomas.

Ia mengatakan, kontribusi terbesar berasal dari Semenanjung Antartika, di mana hujan salju tahunan rata-rata meningkat 10 persen selama dekade pertama abad ke-21 dibanding abad ke-19.

"Dari inti es kita tahu bahwa tingkat peningkatan salju saat ini tidak normal dalam 200 tahun terakhir," jelasnya.

Meski begitu, para ahli juga mengatakan bahwa peningkatan hujan salju tidak bertentangan dengan pengamatan hilangnya massa es di Antartika Barat, di mana mereka berkontribusi sekitar 14 persen dari kenaikan permukaan laut di seluruh dunia.

Baca juga: Seluruh Anggotanya Perempuan, Tim Ekspedisi Antartika Patahkan Mitos

"Temuan kami tidak berarti menunjukkan bahwa Antartika sedang berkembang. Antartika masih kehilangan massa meski hujan salju turun ekstra," tutup penulis utama studi Dr Brooke Medley dari NASA.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com