Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik 2018: 5 Bencana Alam Paling Mematikan di Indonesia

Kompas.com - 20/12/2018, 20:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pada periode 1 Januari hingga 14 Desember 2018, Indonesia diterpa 2.426 bencana alam. Angka ini jauh di bawah bencana 2017 yang tercatat 2.862 fenomena.

Meski begitu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap jumlah korban meninggal dunia dan yang hilang melonjak hingga 1.072 persen.

Berdasar data BNPB, bencana pada 2017 menelan korban jiwa 378 orang. Sedangkan pada 2018, jumlah korban meninggal dan hilang mencapai 4.231 orang.

Selain itu, jumlah korban luka-luka, mengungsi, rumah rusak akibat bencana juga meningkat pada 2018.

Dilansir data BNPB, pada 2018 terdapat 6.948 korban luka-luka, 9.956.410 korban mengungsi, dan 341.226 unit rumah rusak berat. Jika dibanding 2017 yang sebanyak 997 korban luka-luka, 3.612.630 korban mengungsi, dan 9.327 unit rumah rusak berat akibat bencana.

Baca juga: BNPB: 2018, Jumlah Bencana Turun tetapi Korban Meningkat hingga 1.072 Persen

Berikut ini kami rangkum lima bencana paling mematikan dan merugikan sepanjang tahun:

1. Januari, gempa berkekuatan 6,1 guncang Banten dan sekitarnya

Pada 23 Januari 2018, gempa berkekuatan 6,1 magnitudo yang berpusat 81 kilometer sebelah Barat Daya, Kabupaten Lebak, Banten dengan kedalam 10 kilometer telah merusak lebih dari 8.500 bangunan. Getaran gempa saat itu dirasakan sampai Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah.

Daryono, Kepala Bidang Indormasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG mengatakan bahwa gempa bumi saat itu masuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal, akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia.

Diberitakan Kompas.com, gempa Banten di akhir Januari 2018 memiliki dampak kerusakan besar. Lebih dari 2.760 bangunan rusak akibat gempa, termasuk rumah, rumah ibadah, sekolah, gedung pemerintahan, rumah sakit, dan 63 unit fasilitas umum lainnya.

Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak adalah daerah yang paling banyak terdapat kerusakan bangunan rumah karena posisinya berdekatan dengan pusat gempa.

Baca juga: 2.760 Rumah Rusak Akibat Gempa di Banten, Kemungkinan Masih Bertambah

2. Longsor Brebes

Lokasi tanah longsor di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2018). Peristiwa ini megakibatkan lima orang tewas, 18 orang hilang, dan puluhan rumah rusak.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Lokasi tanah longsor di Desa Pasirpanjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2018). Peristiwa ini megakibatkan lima orang tewas, 18 orang hilang, dan puluhan rumah rusak.
Pada 22 Februari 2018, longsor terjadi di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Pencarian hingga 4 Maret 2018, jumlah korban longsor yang meninggal ada 14 orang, korban hilang 15 orang, dan korban luka 14 orang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sudah ada tanda-tanda akan terjadi longsor sebelumnya.

Ia menyebut, dua pekan sebelumnya turun hujan deras di kawasan tersebut dan adanya rembesan mata air dari lereng perbukitan di Gununglio yang notabene adalah asal muasal longsor terjadi.

Kurang lebih, luas longsor mencapai 16,8 hektar, dengan panjang longsoran dari mahkota longsor sampai titik terakhir sekitar 1 kilometer.

"Lebar longsor di atas yang mahkota longsor 120 meter, sementara lebar bagian bawah 240 meter dengan ketebalan 5-20 meter perkiraan 1,5 juta meter kubik," kata dia.

Baca juga: BNPB: Tanda-tanda Longsor Brebes Sudah Ada Dua Pekan Sebelumnya

3. Gempa Lombok

Gempa bumi bermagnitudo 6,4 mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB. Gempa menyebabka korban jiwa dan luka serta rusaknya rumah warga.dok.BNPB Gempa bumi bermagnitudo 6,4 mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB. Gempa menyebabka korban jiwa dan luka serta rusaknya rumah warga.
Gempa berkekuatan 7,0 mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (5/8/2018).

Gempa terjadi pukul 18.46 WIB dan pusatnya ada di 8,37 LS dan 116,48 BT, tepatnya 18 kilometer barat laut Lombok Timur, NTB, dengan kedalaman 15 kilometer.

Dalam peristiwa ini tercatat ada 564 orang yang meninggal dunia, 42.239 rumah, dan 458 sekolah rusak.

Sutopo mengatakan, korban meninggal dunia paling banyak berasal dari Kabupaten Lombok Utara, yakni 467 orang.

"Jumlah korban jiwa meninggal dunia sebanyak 564 orang dengan rincian, yaitu Kabupaten Lombok Utara sebanyak 467 orang, Kabupaten Lombok Barat sebanyak 44 orang, dan Kabupaten Lombok Timur sebanyak 31 orang," ujar Sutopo, melalui siaran pers, Senin (1/9/2018).

Selain itu, sebanyak  2 korban berada di Kabupaten Lombok Tengah, 9 korban berada di Kota Mataram, 6 orang di Kabupaten Sumbawa, dan 5 korban di Kabupaten Sumbawa Barat.

Sutopo juga menyebutkan ada 1.584 korban luka-luka yang tersebar di beberapa tempat.

Daerah dengan korban luka-luka terbanyak berada di Lombok Utara dengan jumlah 829 orang.

Sementara, Lombok Barat sebanyak 399 orang dan Lombok Timur sebanyak 122 orang. Kemudian, korban luka-luka di Sumbawa Barat berjumlah 115 orang.

Baca juga: Mengenal Sesar Naik Flores dan Amukannya yang Picu Serial Gempa Lombok

4. Gempa Donggala dan Tsunami Palu

Warga dibantu petugas mencari korban gempa bumi Palu di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mengakibatkan 832 orang meninggal.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Warga dibantu petugas mencari korban gempa bumi Palu di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). Gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mengakibatkan 832 orang meninggal.
Sebulan lebih pasca gempa Lombok, Donggala diguncang gempa dengan kekuatan 6,0 dan kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut pada Jumat (28/9/2018) pukul 14.00 WIB.

Tiga jam kemudian, gempa susulan dengan kekuatan 7,4, 10 kilometer di jalur sesar Palu Koro kembali mengguncang wilayah tersebut.

Tak berselang lama, tsunami dengan ketinggian enam meter menyapu Palu sekitar pukul 17.22 WIB.

Korban meeninggal akibat gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Sulawesi Tengah tercatat mencapai 2.073 orang.

"Korban meninggal terdiri dari Kota Palu 1.663 orang, Donggala 171 orang, Sigi 223 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu, Sulbar," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB, Sutopo.

Bagi para ahli, fenomena seperti di Palu sangat jarang terjadi. Tak heran, banyak ahli berbondong-bondong ingin mendatangi Palu langsung untuk mengetahui apa yang terjadi. Belum lama ini terungkap masalahnya ada di bawah laut.

Baca juga: Petunjuk Penting soal Tsunami Palu Ditemukan di Dasar Laut, Apa Itu?

5. Angin puting beliung Bogor

Angin puting beliung yang melanda wilayah selatan Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/12/2018) sekitar pukul 15.00 WIB, menyebabkan satu orang tewas karena mobilnya tertimpa pohon tumbang.dok. BNPB Angin puting beliung yang melanda wilayah selatan Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/12/2018) sekitar pukul 15.00 WIB, menyebabkan satu orang tewas karena mobilnya tertimpa pohon tumbang.

Pada 6 Desember 2018 terjadi angin puting beliung di Bogor, Jawa Barat. Fenomena ini menyebabkan satu orang meninggal, tiga orang luka-luka, ratusan orang mengungsi dan 1.700 rumah rusak.

Angin puting beliung umumnya terjadi di masa pancaroba.

Baca juga: Waspada Puting Beliung pada Musim Pancaroba, Kenali Tanda dan Sifatnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com