Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Puting Beliung pada Musim Pancaroba, Kenali Tanda dan Sifatnya

Kompas.com - 07/12/2018, 08:29 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi


KOMPAS.com — PadaKamis (6/12/2018) sekitar pukul 15.00 WIB, angin puting beliung melanda wilayah selatan kota Bogor, Jawa Barat.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, puting beliung yang disertai hujan deras menyebabkan pohon-pohon tumbang di Kelurahan Cipaku, Kelurahan Batutulis, Kelurahan Pamoyanan, dan Kelurahan Lawanggintung.

Menanggapi hal ini, Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, puting beliung merupakan fenomena alamiah yang biasa terjadi. Hal itu terutama ketika terjadi hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang yang berdurasi singkat.

Ia menambahkan, fenomena puting beliung lebih banyak terjadi pada masa transisi, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.

"Juga saat musim hujan ketika kondisi cuaca pagi hari cerah dan terik," kata Hary dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (6/12/2018).

Baca juga: Puting Beliung Landa Bogor, Satu Orang Tewas, 50 Rumah Rusak

Tanda-tanda alam

Puting beling datang bukan tanpa peringatan. Hary mengungkapkan, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kemungkinan puting beliung akan hadir di suatu wilayah.

"Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Udara yang terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat. Hal itu ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi dan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb atau lebih dari 60 persen," ujarnya melalui pesan singkat, Kamis (7/11/2018).

Mulai pukul 10.00 pagi akan terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis–lapis) dan di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi layaknya bunga kol.

Awan Cumulus dengan tepian berwarna abu-abu itu kemudian akan berubah warna dengan cepat menjadi abu–abu atau hitam yang dikenal dengan awan CB (Cumulonimbus).

Kemudian tanda yang muncul di sekitar kita adalah pepohonan mulai bergoyang cepat. Ini akibat dorongan angin dan udara yang terasa dingin dan disusul hujan.

"(Angin puting beliung terjadi bila) hujan pertama yang turun adalah hujan deras yang muncul tiba-tiba. Apabila hujannya gerimis, kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," kata dia.

"Jika satu sampai tiga hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim pancaroba atau hujan, ada potensi hujan yang pertama kali turun akan lebat dan diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak," sambungnya.

Baca juga: Masih Musim Pancaroba, Waspadai Angin Puting Beliung di Indonesia

Sifat angin puting beliung

Hary menuturkan, puting beliung adalah angin lokal yang muncul hanya di satu titik lokasi dengan luas perputarannya berkisar antara lima sampai 10 kilometer.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau