KOMPAS.com - Setelah gempa berkekuatan 7,8 menhantam Palu akhir September lalu, kini para ahli menemukan adanya penurunan signifikan di dasar laut. Temuan ini didapat dari survei di pesisir pantai kota Palu.
Penurunan signifikan ini diyakini ikut menyebabkan air bergerak secara tiba-tiba yang kemudian menerjang daratan.
Lebih dari 2.000 orang kehilangan nyawa mereka setelah gempa dan tsunami menerpa Palu dan sekitarnya. Saat itu, para peneliti mengaku cakupan gelombang tersebut mengejutkan mereka.
Namun, hasil awal dari berbagai investigasi yang dikumpulkan di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika di Washington DC pada 10-14 Desember 2018 perlahan mengungkap misteri dari fenomena ini.
Baca juga: Renungan Tsunami Palu, Medsos dan Lagu Nina Bobo Bisa Selamatkan Nyawa
Gempa terjadi pada patahan sesar geser (strike-slip fault), di mana dua lempeng bumi berbenturan dan salah satu lempeng terus bergeser secara horisontal. Konfigurasi ini umumnya tidak dikaitkan dengan tsunami besar.
Akan tetapi, inilah yang terjadi pada 28 September menjelang maghrib.
Dua gelombang besar terpantau dan yang terakhir merupakan gelombang terbesar, menjangkau daratan sejauh hampir 400 meter.
Udrekh Al Hanif dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), mengatakan kepada pertemuan Persatuan Geofisika Amerika bahwa sumber tsunami semestinya berjarak sangat dekat dengan Kota Palu mengingat interval antara gempa dan munculnya gelombang besar hanya berkisar kurang dari tiga menit.
Dia dan rekan-rekannya berupaya mencari jawabannya pada peta kedalaman laut (bathymetric) di teluk sempit yang mengarah ke Palu.
Tim tersebut masih berupaya menemukan hasil-hasilnya, namun data mengindikasikan dasar laut di sebagian teluk merosot akibat gempa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.