"Tampaknya untuk meluncurkan kanker, maka harus menjalankan serangkaian aplikasi genetik," tambahnya.
Baca juga: Ilmuwan Ciptakan AI untuk Prediksi Evolusi Sel Kanker
Nanopartikel
Para peneliti mengembangkan pengujian yang dapat mendeteksi sel-sel kanker dengan mencari pola epigenetik dalam darah dan jaringan biopsi.
Hal itu dimungkinkan setelah mereka menemukan bahwa memasukkan DNA kanker ke dalam larutan akan menyebabkannya menjadi struktur 3D.
Struktur ini ternyata menempel pada emas. Artinya, saat DNA kanker dimasukkan dalam larutan dengan nanopartikel emas, langsung menempel dan mengubah warna larutan.
"Ini hanya berupa tes darah biasa yang bisa kita lihat dengan mata telanjang," kata Prof Trau.
Mereka mencoba metode pengujian yang mereka kembangkan ini pada 200 sampel kanker manusia.
Menurut Prof Trau, akurasinya dalam mendeteksi kanker mencapai 90 persen.
"Kita bisa membandingkannya dengan berbagai teknik pendeteksian kanker yang sudah maju," katanya.
Pada tahap ini, pengujian yang dikembangkan para peneliti baru dapat mendeteksi keberadaan sel-sel kanker. Bukan jenis kankernya atau stadium penyakitnya.
Penelitian ini didanai National Breast Cancer Foundation dan para peneliti kini bekerja sama dengan universitas untuk mengembangkannya lebih lanjut.
Masih Tahap Awal
Peneliti kanker di Edith Cowan University, Prof Dr Elin Gray menanggapi hasil penelitian ini sebagai karya menarik yang menawarkan banyak potensi.
Baca juga: Obat Baru Ini Bisa Bikin Sel Kanker Berhenti Berkembang Biak
"Masih tahap awal dan harus divalidasi. Namun saya rasa sangat menarik, pendekatannya sangat berbeda," kata Dr Gray.
Dr Gray, pakar kanker melanoma, mengatakan hasil penelitian tersebut masih memerlukan banyak tahapan untuk memastikan kegunaannya sebagai alat skrining kanker.