KOMPAS.com -- Anda mungkin pernah mendengar bahwa 'gula memberi makanan bagi sel kanker', membuat pertumbuhannya lebih cepat. Atau 'menghilangkan gula bisa membuat sel kanker kelaparan atau mencegah pertumbuhannya'. Benarkah pernyataan tersebut?
Klaim bahwa gula memberi makanan bagi sel kanker memang benar dalam arti sempit - dan mungkin tampak menakutkan. Namun tentu saja, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Kenyataannya adalah bahwa selain bagi sel kanker, gula juga memberi makanan bagi sebagian besar sel dalam tubuh yang sangat penting untuk aktivitas sehari-hari kita.
Bentuk gula paling sederhana adalah gula molekul tunggal, seperti glukosa dan fruktosa. Ini bisa bersama-sama membentuk gula yang lebih kompleks seperti gula meja (sukrosa).
(Baca juga: Gula Rendah Kalori Tak Bantu Turunkan Berat Badan, Ini Buktinya)
Semua karbohidrat juga mengandung gula. Artinya, makanan yang kita anggap tidak manis - seperti kentang, pasta, biji-bijian - akhirnya dicerna menjadi gula sederhana di dalam tubuh kita.
Gula memainkan peran penting dalam mendorong sel tubuh. Glukosa, baik dimakan langsung atau hasil cerna dari karbohidrat, sangatlah penting untuk fungsi sel.
Inilah kunci kebenaran terkait kekhawatiran seputar gula dan kanker. Benar, gula memberi makanan bagi sel kanker.
Namun gula menjadi bahan bakar yang sama bagi semua sel lainnya dalam tubuh kita.
Tubuh kita tidak dapat mendikte sel mana yang mengirimkan energi dan sel mana yang tidak.
Apa yang terjadi
"Menghentikan gula agar jangan sampai ke sel kanker juga berarti sel sehat tubuh Anda akan kekurangan gula yang diperlukan," kata CEO Cancer Council Australia, Profesor Sanchia Aranda.
"Saya kira hal itu akan membuat Anda kehilangan berat badan. Akan membuat sistem kekebalan tubuh Anda kurang efisien dan kemungkinan kanker justru akan berkembang," jelasnya.
Lebih dari itu, tubuh kita itu pandai - yaitu memiliki cara lain untuk mendapatkan glukosa.
Bahkan jika kita coba memotong asupan gula, tubuh kita akan mengubah lemak dan protein menjadi glukosa jika diperlukan.
(Baca juga: “Sugar High”, Mitos atau Fakta?)
Bagaimana sel kanker tumbuh