Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik "Senyum" Lumba-lumba, dari Mitos Penyembuhan hingga Obyek Hiburan

Kompas.com - 15/11/2018, 10:28 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Lori Marino pun menyatakan bahwa pendekatan terapi lumba-lumba untuk penyembuhan berdasarkan kepercayaan lama atau mitos belaka.

Mengakar di masyarakat

Tidak hanya digunakan untuk terapi penyembuhan, lumba-lumba sebagai hewan cerdas pun dimanfaatkan oleh industri hiburan.

Menurut Reader's Digest, Awal mula mamalia laut ini ditangkap untuk dilibatkan dalam sebuah industri terjadi pada 1860 oleh Phineas Taylor Barnum, di Amerika Serikat. PT Barnum menggunakan lumba-lumba sebagai obyek tontonan yang menghasilkan uang.

Dalam budaya populer, kisah PT Barnum menjadi inspirasi pembuatan film The Greatest Showman (2017).

Namun, industri ini mulai banyak dikenal masyarakat pada 1960-1970-an. Saat itu lumba-lumba mulai diajari untuk bermain sirkus, drama, menari dan sebagainya, sehingga menghibur siapa saja yang menyaksikannya.

Pada 1964, sebuah program TV berjudul Flipper tayang. Flipper merupakan nama seekor lumba-lumba hidung botol yang berasal dari sebuah teluk kecil. Ia berhasil menyelamatkan dua orang pemuda dari bahaya dengan menggunakan siripnya.

Namun, kemudian muncul kekhawatiran sejumlah orang bahwa popularitas lumba-lumba yang semakin meningkat juga berpotensi mengancam kelestariannya.

Sebagai dampak dari kekhawatiran ini, sejumlah taman hiburan yang menggunakan lumba-lumba sebagai bagian dari atraksinya mengubah nama menjadi pusat konservasi dan pembelajaran. Mereka tak ingin dianggap hanya memanfaatkan lumba-lumba sebagai obyek hiburan.

Di sana, mereka mengajari masyarakat untuk menjaga dan melindungi keberadaan lumba-lumba. Sayangnya, antusiasme masyarakat terhadap lumba-lumba masih berlanjut.

Baca juga: MIrip Manusia, Paus dan Lumba-lumba Ternyata Juga Berbudaya

Sebenarnya sejumlah otoritas dan instansi menyediakan sarana agar masyarakat bisa berinteraksi langsung dengan lumba-lumba di habitat aslinya, yaitu laut lepas.  

Namun, hingga saat ini masih banyak orang yang memilih berinteraksi dengan lumba-lumba di kolam-kolam atau tangki-tangki penangkaran.

Orang-orang menganggap pengalamannya berenang bersama lumba-lumba di kolam atau tangki penangkaran merupakan hal menyenangkan yang mengubah cara hidup mereka.

Tak hanya itu, masih banyak juga orang yang menikmati atraksi lumba-lumba di taman hiburan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com