Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kotoran Telinga Bentuknya Berbeda-beda?

Kompas.com - 12/10/2018, 13:36 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber BBC

Pada 2012, peneliti University of Minnesota Medical School, Anjali Vaidya dan Diane J Madlon-Kay menyimpulkan bahwa tak ada satu pun metode pembersihan yang terbukti paling baik, paling aman, atau paling efektif dibanding yang lain. Pembersihan yang dimaksud adalah mengguanakan pelembut kotoran telinga, pembasahan, atau metode pembersihan lain.

Prosedur ini lebih baik ditangani oleh yang ahli.

Baca juga: Warna-warni Tinja yang Harus Anda Khawatirkan

Risiko pembersihan telinga

Terlepas dari risikonya, beberapa orang tetap saja menggunakan cotton bud setelah mandi.

Menggosok-gosok telinga menggunakan pembersih berisiko membolongi gendang telinga, atau malah mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam.

Kadang-kadang kapas di ujung pembersih bisa lepas, dan berada dalam saluran telinga.

Selain itu, pengobatan alternatif ear candle juga memiliki faktor risiko.

Dalam praktik ini, lilin bolong yang terbuat dari lilin lebah atau parafin ditaruh dekat telinga lalu dibakar.

Idenya, panas di dalam lilin yang bolong tersebut akan menarik kotoran telinga keluar dari saluran telinga, sehingga mudah dibersihkan.

Tak ada bukti yang mendukung praktik ini, dan banyak bukti yang membenarkan bahwa membakar lilin panas di dekat telinga akan membuat sakit dan lebih baik dihindari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com