Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kotoran Telinga Bentuknya Berbeda-beda?

Kompas.com - 12/10/2018, 13:36 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber BBC

Tak hanya saat ini saja, ternyata masalah ini sudah dirasakan sejak abad pertama Masehi. Dalam bukunya, De Medicina, Aulus Cornelius Celsus dari Romawi menyarankan serangkaian cara untuk menghilangkan kotoran telinga.

"Jika bentuknya serpihan (mungkin merujuk ke jenis kotoran telinga yang kering), tuangkan minyak panas, atau kerak hijau tembaga yang dicampur dengan madu atau jus daun bawang atau sedikit soda dalam anggur madu," katanya.

Saat kotoran mulai mengelupas, buku tersebut menyarankan untuk membilasnya dengan air.

"Tapi jika bentuknya zat lilin (mungkin merujuk ke jenis basah), pakailah cuka yang mengandung sedikit soda, dan ketika kotoran telinganya melunak, maka cuci telinga," tulisnya.

Dia juga mengingatkan agar telinga disuntik dengan castoreum —zat yang keluar dari berang-berang— dicampur dengan cuka dan minyak laurel dan sari kulit radish muda, atau dengan sari mentimum, dicampur daun mawar yang dihancurkan. Dengan meneteskan jus dari buah anggur yang belum masak dicampur minyak bunga mawar juga bisa melawan ketulian.

Jika dicermati, maka resep ini hanya kedengaran sedikit lebih mudah daripada menggunakan mata salamander sebagai bahan pengobatan, namun sampai sekarang pun dokter masih menggunakan minyak zaitun atau badam untuk melunakkan kotoran telinga sebelum diangkat.

Penyakit karena kotoran telinga

Pada kenyataannya, beberapa orang menderita masalah terkait kotoran telinga yang serius sampai butuh perawatan.

Berdasarkan analisis 2004, ada sekitar 2,3 juta orang di Inggris yang setiap tahun harus ke dokter untuk mengatasi masalah tersebut, dan sekitar empat juta telinga dirawat setiap tahunnya.

Lansia, anak-anak, dan mereka dengan kesulitan belajar sering mengalami masalah akibat dari gangguan kotoran telinga.

Efeknya bisa berakibat pada kehilangan pendengaran, tentu saja, tapi juga menarik diri dari kehidupan sosial dan bahkan paranoia ringan.

Para ahli mengatakan, beberapa pasien mengalami masalah gendang telinga gara-gara kotoran.

Sampai sekarang, praktisi kesehatan masih menggunakan minyak zaitun atau minyak badam untuk melunakkan kotoran telinga.

Serum tersebut tidak akan membuat gendang telinga rusak. Artinya, mereka yang mengalami masalah pada gendang telinga besar kemungkinan disebabkan oleh diri sendiri, salah satunya dengan menggunakan cotton bud.

Dalam penggunaan cotton bud, Linda mengingatkan agar kita tidak menggunakannya setiap hari. "Jangan setiap hari, karena telinga punya mekanisme pembersihan sendiri," kata Linda.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau