KOMPAS.com - Salah satu indikator terhadap kondisi kesehatan tubuh adalah warna, bau, dan kepekatan urine.
Warna urine yang normal berkisar antara kuning sampai kuning pucat. Warna kuning ini dihasilkan oleh pigmen warna yang disebut uruchorme.
Namun, pigmen dan senyawa lain yang ada di makanan dan obat tertentu juga bisa mengubah warna urine menjadi merah, oranye, cokelat seperti cola, atau biru kehijauan.
Mayo Clinic mengungkap, warna urine yang tidak biasa dapat menjadi petunjuk adanya penyakit atau masalah kesehatan. Misalnya, urine yang berwarna cokelat atau merah tua adalah ciri khas dari porfiria, kelainan keturunan sel darah merah langka.
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu.
Baca juga: 11 Warna Urine dan Artinya pada Kesehatan Anda
Warna urine normal, kuning
Kita tahu, air yang kita minum akan memengaruhi kepekatan warna urine. Hal ini karena air dapat mengencerkan pigmen uruchorme dalam urin.
Tak heran, bila kita minum lebih banyak air maka warna urine akan semakin jernih. Sementara jika air yang diminum sedikit atau mengalami dehidrasi berat, maka warna urine akan menjadi kuning pekat.
Urine gelap atau oranye
Jika urine berwarna kuning gelap atau oranye, disertai tinja berwarna pucat, dan kulit serta mata berwarna kuning, hal ini mungkin mengindikasikan adanya masalah pada hati.
Beberapa hal yang bisa menyebabkan urine berwarna oranye antara lain:
• Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat mengubah urine menjadi oranye adalah obat anti-inflamasi sulfasalazine (Azulfidine), phenazopyridine (Pyridium), beberapa obat pencahar, dan obat kemoterapi tertentu.
• Kondisi medis
Dalam beberapa kasus, urine oranye dapat menunjukkan masalah dengan hati atau saluran empedu, terutama jika tinja berwarna pucat.
• Dehidrasi berlebih
Tubuh sangat kekurangan air juga dapat membuat warna urine menjadi lebih pekat dan berwarna oranye.
Urine merah atau merah muda